INTELLIGENCE QUOTIENT atau IQ merupakan standar pengukuran yang digunakan untuk menilai kecerdasan seseorang.
Tes kecerdasan tersebut dirancang untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dan penalaran seseorang.
Catatan sejarah menyebut bahwa tes IQ diciptakan oleh psikolog Prancis bernama Alfred Binet.
Pada waktu itu, pemerintah Perancis meminta Alfred Binet merancang tes yang dapat digunakan untuk mengetahui siswa mana yang paling membutuhkan bantuan akademis.
Berdasarkan penelitiannya, Binet mengembangkan konsep mental age atau usia mental.
Anak-anak pada kelompok usia tertentu dengan cepat menjawab pertanyaan tertentu.
Beberapa anak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasanya dijawab oleh anak-anak yang usianya lebih tua, sehingga anak-anak tersebut memiliki usia mental yang lebih tinggi dibandingkan usia kronologis sebenarnya. Ukuran kecerdasan Binet didasarkan pada kemampuan rata-rata anak dalam kelompok umur tertentu.
Rata-rata IQ manusia adalah 85 hingga 115. Namun angka ini dapat bervariasi antar negara, negara bagian, dan bahkan wilayah geografis.
Secara keseluruhan, sekitar 98% orang mempunyai skor IQ di bawah 130. Hanya 2% dari populasi yang mendapat skor di atas 130 yang sering dianggap sebagai orang jenius.
Pada 2010, Richard Lynn dan Gerhard Meisenberg meneliti IQ dan skor pencapaian pendidikan di 108 negara. Mereka menemukan bahwa rata-rata IQ penduduk dunia adalah 89.
Namun tidak semua negara berpartisipasi dalam tes IQ tersebut, dan tingkat perkembangan sosial ekonomi yang berbeda-beda dapat mempersulit pencarian rata-rata IQ global yang akurat.
Menurut studi Lynn dan Meisenberg , rata-rata skor IQ warga Indonesia adalah 87. Skor ini jauh lebih rendah dibanding negara tetangga Singapura yang memiliki nilai rata-rata 108.
Berikut perbandingan IQ Indonesia dengan sejumlah negara tetangga menurut studi tersebut:
Indonesia - skor IQ rata-rata 87
Singapura - skor IQ rata-rata 108
Malaysia - skor IQ rata-rata 92
Thailand - skor IQ rata-rata 91 
KOMENTAR ANDA