AWAL BULAN ongkos biaya layanan pemandu Gunung Everest naik beberapa persen.
Otoritas tempat wisata setempat umumkan kenaikan 15 ribu dolar AS atau setara Rp229 juta atau sekitar 36 persen tersebut berlaku untuk biaya memperoleh izin.
"Tidak semua pendaki memiliki asuransi yang menanggung biaya pencarian dan penyelamatan, serta pengambilan korban meninggal," kata Presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Nima Nuru Sherpa dilansir The Kathmandu Post, Selasa (29/8).
Sudah menjadi rahasia umum biaya mendaki Gunung yang terletak di Nepal terbilang mahal. Hal ini dikarenakan perizinan, asuransi keselamatan ditambah ongkos tiket pesawat, dan biaya perlengkapan.
Sejak awal 2023 ini pemerintah Nepal mewajibkan orang asing membayar 11 ribu dolar AS atau sekitar Rp168 juta untuk izin yang diperlukan sebelum mendaki puncak tertinggi di dunia itu.
Masih dilaman yang sama menjelaskan alasan perubahan biaya ini terjadi di tengah keluhan yang terus-menerus mengenai meningkatnya jumlah kematian di gunung setinggi 29.035 kaki tersebut.
Seiring dengan kenaikan biaya, pemerintah Nepal juga akan mewajibkan jenazah pendaki diturunkan dari Gunung Everest.
"Jika jenazah tidak diambil pada waktu atau musim tertentu, kami telah mendesak pemerintah untuk mengeluarkan izin bebas royalti untuk mengambil jenazah kapan saja selama musim tersebut atau tahun depan," ujarnya.
Sementara itu, pejabat setempat menerangkan biaya mengangkut turun mayat terjebak di tumpukan es tidak lah murah.
Di mana, menurut dia, dibutuhkan biaya antara 20 ribu dolar AS hingga 200 ribu dolar AS untuk mengeluarkan mayat dari "zona kematian" Everest, sebuah area dengan kadar oksigen yang tipis di ketinggian sekitar 26.000 kaki.
Tahun ini merupakan salah satu tahun paling mematikan dalam sejarah Everest, dengan 17 korban jiwa. Semakin banyak orang yang mencoba mencapai puncak Everest dibandingkan sebelumnya, dengan rekor 478 izin yang dikeluarkan pada musim semi tahun ini.
Setelah musim pendakian berakhir pada bulan Juni 2023, pemandu, pejabat Nepal, dan pendaki gunung berdebat mengapa begitu banyak pendaki meninggal. Beberapa pihak menunjuk pada perubahan iklim, dan mengatakan bahwa kondisi puncaknya terasa lebih dingin dari biasanya.
KOMENTAR ANDA