Ilustrasi sawah yang subur sebagai kekuatan sektor pertanian/Pixabay
Ilustrasi sawah yang subur sebagai kekuatan sektor pertanian/Pixabay
KOMENTAR

KEMENTERIAN Pertanian mengimbau petani mewaspadai fenomena alam El Nino yang menyebabkan kekeringan ekstrem. Diperkirakan musim kemarau panjang akan terjadi hingga Januari 2024.

Penelusuran Farah.id menunjukkan sejumlah daerah telah mengalami kekurangan air yang sangat mempengaruhi sektor pertanian. Karena itulah petani harus kreatif untuk mengaplikasikan teknologi hemat air. Termasuk juga untuk peternakan, memilih ternak sapi yang tahan di lahan kering.

Kementan akan melakukan pemetaan daerah yang dilanda kekeringan ekstrem untuk membantu masalah pertanian. Di antara yang sudah dilakukan adalah di Yogyakarta dan NTT. Hal tersebut dijalankan demi menjaga ketahanan pangan di Tanah Air.

Jika tidak segera beradaptasi dengan musim kemarau panjang, dikhawatirkan terjadi penurunan produksi dan kualitas hasil tani. Termasuk berkembangnya hama tanaman.

Dengan mempelajari kebutuhan setiap daerah saat kekeringan ekstrem, Kementan bisa merumuskan teknologi yang adaptif untuk kondisi yang sedang dihadapi. Diharapkan para petani bisa menerapkan smart farming, agar memudahkan penggarapan, efektif, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Kondisi kemarau panjang juga menghadirkan berbagai tantangan baru. Karena itulah diperlukan hadirnya ide-ide segar yang brilian dari generasi muda. Regenerasi diperlukan untuk profesi agrosociopreneur, inovator, dan motor penggerak pembangunan daerah.




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News