Ilustrasi polusi udara yang memburuk di kota besar Indonesia/NET
Ilustrasi polusi udara yang memburuk di kota besar Indonesia/NET
KOMENTAR

INFEKSI SALURAN pernapasan atas atau ISPA merupakan penyakit akut yang bisa disebabkan berbagai faktor, termasuk akibat dari buruknya polusi udara di kota besar Indonesia. 

Gejala yang ditimbulkan berupa batuk dan serak. Pada kasus lebih lanjut, penderita akan merasakan sesak dan napas berat. Namun dokter tidak anjurkan untuk meminum obat saat keluhan itu muncul. 

"Bicara gejala ISPA, secara umum penyakit di bidang paru sama, ada batuk dan serak.  Nggak ada keluhan khas pada penyakit paru ini," kata Dokter spesialis paru dr. Januar Habibi, di Jakarta. 

Untuk itu, Januar mengingatkan obat medis bukanlah jalan keluar dalam kondisi demikian. Dirinya menyebutkan cara alami yang lebih efektif karena polusi udara yang buruk memulai dengan air minum terlebih dulu. 

"Tingkatkan konsumsi air minum. Nggak cuman volumenya, tapi frekuensi," ujarnya. 

Kebiasaan fokus dengan pekerjaan, sesorang lupa untuk minum air putih walau sedikit, yang bisa menyebabkan tenggorokan menjadi kering. Sehingga menurut dia, mengakibatkan radang disertai dampak lebih parah dari pajanan polusi udara.

"Kalau napasnya masih enak, belum demam, coba jangan pakai obat dulu. Kalau sudah tanpa obat belum berhasil atau malah demam ya coba dengan obat sesuai dengan gejala yang muncul," ungkapnya. 

Setidaknya, dia menganjurkan untuk mengonsumsi air putih setiap 20 menit sekali untuk sekedar menyegarkan dahaga. Dengan meminum air putih, tubuh menjadi lebih segar dan mencegah tenggorokan rentan kering akibat polusi yang terhirup. 

Selain itu, biasakan untuk rutin mencuci hidung di tengah polusi udara yang buruk. Dengan menghidrasi tubuh serta mencuci hidung secara rutin, diharapkan meminimalisir polutan yang masuk ke tubuh.

"Cuci-cuci hidung itu akan sangat membantu. Zat polutan yang ukuran tertentu itu bisa menempel di rongga hidung, jadi kalau kita bisa cuci hidung sebelum dia masuk kita bisa buang duluan," jelasnya lagi.

 Berdasarkan studi tahun 2016, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) sebesar 92,8 mikrogram per meter kubik, artinya udara Jakarta berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Konsentrat udara yang baik harusnya mencatatkan angka 1 – 12 mikrogram per meter kubik.  




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News