PROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) memasuki babak baru. Sebanyak 80 bilah atau delapan modul bangunan Istana Presiden mulai diberangkatkan dari workshop I Nyoman Nuarta di Bandung menuju Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (30/8) lalu.
Diketahui, bilah-bilah tersebut mulai dikerjakan pada Maret 2023 lalu dan diperuntukkan pada segmen 7 dan 8 dari bangunan Istana Presiden. Adapun bangunan istana dibagi menjadi 16 segmen dengan puncak tertinggi terdapat pada sayap Burung Garuda di sisi luar.
Pemberangkatan bilah-bilah Istana Presiden ke IKN diawali dengan upacara adat Sunda, Ngarajah, di Amphitetater NuArt Sculpture Park Bandung. Upacara dimaksudkan sebagai doa pengantar perjalanan agar bagian-bagian tersebut sampai di tujuan dengan selamat dan seluruh proses pengerjaannya berjalan lancer, sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Nyoman Nuarta menunjukkan bilah-bilah yang akan dikirim ke IKN/Ist
“Sampai saat ini, sudah ada 3.477 bilang kuningan dan 528 rangka bilah perforated weathering steel. Total seluruh bilah mencapai 4.687. Kita berhadap, Oktober nanti bilang kuningan sudah selesai semua dan rangka perforated diharapkan selesai dikerjakan pada Februari 2024,” kata Nyoman, beberapa hari yang lalu.
Untuk mengejar target, lanjut dia, dikerahan 242 artisan karena tidak mudah memperlakukan logam seperti kuningan, yang sifatnya lebih keras dibanding tembaga.
Seluruh proses perancanangan Istana Presiden di IKN dikerjakan Bersama 70 ahli dari berbagai disiplin ilmu untu memastikan seluruh bangunan presisif serta memiliki kekuatan jangka panjang.
Nyoman sendiri meletakkan ide dasar istana serta mengembangkan landasan ideologis yang menyertainya, yang kemudian disempurnakan oleh para arsitek, ahli struktur, ahli geologi, dan para ahli lainnya.
Upacara adat Sunda, Ngarajah, melepas bilah-bilah Istana Presiden ke IKN/Ist
Kenservasi energi dalam rancangan Istana Presiden IKN
Diketahui, bilah-bilah logam kuningan akan menjadi kulit luar bangunan Istana Presiden, yang berfungsi sebagai façade bangunan dan memberi impresi bentuk Burung Garuda.
“Selain itu, sebagai rongga masuknya angin serta menghambat sinar matahari menerobos langsung masuk ke dalam gedung. Harapannya, konservasi energi menjadi optimal,” jelas Ir Lilik Haryo Panadi, lead architect tim perencanaan.
Tepat di bawah kulit bangunan, kata Nyoman Nuarta, ada ada celah yang cukup lebar yang nantinya akan ditanami pohon-pohon yang menjulang. “Jadi aka nada taman di dalam gedung untuk memberi pemandangan yang sejuk di tengah cuaca Kalimantan yang umumnya panas,” ucapnya.
KOMENTAR ANDA