India kembali menggunakan batu bara sebagai pembangkit listrik/Net
India kembali menggunakan batu bara sebagai pembangkit listrik/Net
KOMENTAR

CUACA ektrem yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, membuat angin semakin jarang berhembus. Padahal, angin menjadi salah satu sumber utama pembangkit listrik di negara India. Apalagi Agustus kemarin, terjadi lonjakan pemakaian listrik, karena sebagian besar warga menggunakan pendingin ruangan di tengah cuaca panas seperti sekarang.

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah India meningkatkan penggunaan batu bara untuk mengatasi krisis listrik. Batu bara dianggap sebagai energi terbarukan yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan listrik selama PLTA tidak berfungsi sempurna.

Ya, seharusnya pada Agustus cuaca di India lebih rendah karena memasuki musim hujan tahunan (Juni dan September). Puncak permintaan listrik biasanya hanya mencapai Mei, ketika masyarakat India menyalakan AC untuk mengatasi panas dan industri beroperasi tanpa gangguan akibat hujan.

Selain industri, lonjakan juga dipicu permintaan untuk kegiatan pertanian. Mereka menggunakan lebih banyak listrik untuk mengairi sawah yang kekeringan.

Perusahaan analisis energi EMA Solutions dalam sebuah postingan di Linkedln menjelaskan, mengingat situasi pasokan yang sudah tertekan dan karena musim hujan yang buruk selama Agustus mengakibatkan tingginya permintaan pertanian, turunnya pembangkit listrik tenaga angin secara tiba-tiba, semakin memperburuk situasi.

Tapi semuanya berbeda tahun ini. Agustus 2023 justru menjadi bulan yang paling kering. Curah hujan lebih rendah dan berakibat pada porsi penggunaan listrik. Kekeringan telah mengakibatkan beban penggunaan pembangkit listrik melonjak hingga mencapai rekor 162,7 miliar kilowatt-jam (unit).

Karena masalah itu, permintaan listrik di India sudah melebihi kapasitas maksimum, yaitu 243,9 gigawatt (GW), sementara kapasitas yang tersedia hanya sebesar 7,3 GW.

Inilah alasan mengapa akhirnya pemerintah India menggenjot penggunaan batu bara untuk mengatasi masalah itu. Akibat kebijakan ini, porsi batu bara dalam memproduksi listrik naik menjadi 66,7 persen pada Agustus, tercatat merupakan yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News