DI TENGAH perkembangan serta kecanggihan teknologi teraktual pada pesawat terus mengalami transformasi ke pesawat super cepat yakni supersonik.
Saat ini, pesawat-pesawat besar bisa terbang dengan kecepatan hingga 600 mph (sekitar 965 km per jam), atau sekitar 80 persen dari kecepatan cahaya.
Namun masih dalam penelitian oleh Badan Antariksa dan Penerbangan AS (NASA) untuk pesawat komersil yang mampu melakukan perjalanan dari New York City, Amerika Serikat (AS) ke London, Inggris dalam waktu yang sangat singkat, hanya 90 menit.
Dilansir USA Today, NASA menyebut sebuah jet mirip Concorde yang dapat melaju dengan kecepatan lebih dari 3.000 mil per jam, memungkinkan penerbangan selama 90 menit dari New York ke London, sedang dalam pengerjaan, bersama dengan pesawat yang mampu mencapai kecepatan Mach 4.
Teknologi luar biasa ini empat kali lebih cepat dari kecepatan suara (761 mph di permukaan laut). Dengan adanya penelitian pesawat tercepat supersonic ini sekaligus bersamaan dengan misi Questesst NASA yang sedang berlangsung dengan menggunakan pesawat X-59 mereka.
"Terbang dari New York City ke London hingga empat kali lebih cepat daripada yang mungkin dilakukan saat ini mungkin terdengar seperti mimpi yang jauh, namun NASA sedang menjajaki apakah pasar komersial dapat mendukung perjalanan dengan kecepatan seperti itu," tulis NASA.
NASA mengontrak dua perusahaan untuk durasi 12 bulan dengan tujuan membuat konsep inovatif dan peta jalan teknologi untuk perjalanan dengan kecepatan Mach 2-plus.
Kontrak-kontrak ini akan fokus pada identifikasi dan mitigasi risiko dan tantangan, serta penentuan teknologi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
Setiap tim harus menghasilkan elemen peta jalan untuk badan pesawat, tenaga, propulsi, manajemen termal, dan material komposit yang mampu menahan kecepatan supersonik tinggi. Selain itu, mereka diharuskan untuk menghasilkan desain non-kepemilikan untuk kendaraan konsep.
"Konsep desain dan peta jalan teknologi sangat penting untuk dimiliki ketika perusahaan tersebut selesai dibangun," kata Manajer Proyek Teknologi Hipersonik NASA. Mary Jo Long-Davis.
KOMENTAR ANDA