Menyadari ada hikmah di balik segala kejadian dalam hidup/Pixabay
Menyadari ada hikmah di balik segala kejadian dalam hidup/Pixabay
KOMENTAR

BANYAK orang mengartikan sikap positif adalah terlihat happy dan cheerful sepanjang waktu. Padahal bukan itu.

Positivity adalah ketika kita menghadapi masalah, kita meyakini bahwa it happened for a reason sekalipun kita belum bisa menemukan alasan apa di balik apa yang terjadi.

Yang terpenting adalah kita memahami bahwa ada hikmah di balik segala peristiwa dan persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Dan setelah kita melewatinya, kita belajar dan mendapatkan hikmah baru. Itulah arti sikap positif yang sesungguhnya.

Dalam Islam, positivity disejajarkan dengan husnudzan alias prasangka baik. Dengan prasangka baik kepada Allah Swt., kita menjadi pribadi yang tidak mudah mengeluh. Karena kita menyadari ‘inna ma’al ‘usri yusra’ yang bermakna ‘sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan’. Bahwa kesulitan terjadi untuk kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam surah Al-Hujurat ayat 6, Allah Swt. menjelaskan bahwa salah satu tanda sikap positif seorang hamba adalah tidak mudah mempercayai kabar burung.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Sikap positif itu adalah dengan melakukan tabayyun (kroscek, mencari bukti) agar kita tidak tertipu atau terprovokasi untuk menyebarkan berita bohong.

Bukankah hal itu semakin banyak ditemui? Banyak orang buru-buru mengambil kesimpulan tanpa mencari bukti lalu menyebarkan hoaks yang merugikan orang lain. Sungguh sebuah sikap yang jauh dari positivity.

Sikap positif bukanlah topeng keceriaan yang kita kenakan setiap waktu, melainkan sebuah lensa tangguh yang melaluinya kita memandang dunia. Ini tentang menyadari bahwa setiap tantangan adalah guru yang menyamar, yang akan memberi kita pelajaran untuk kita menjadi bijak serta mendewasa dalam berpikir dan bertindak.

Bahkan ketika menghadapi kesulitan, hati yang positif melihat peluang untuk belajar, bertumbuh, dan menjadi lebih kuat.

Karena itulah, mari kita menghargai setiap pelajaran yang kita dapat, karena pelajaran inilah yang akan membentuk kita menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur