TANPA disadari, varian-varian baru COVID-19 terus bermunculan. Yang terbaru adalah Pirola, subvarian dari Omicron yang paling banyak bermutasi. Dikenal dengan nama BA.2.86, Pirola kini masuk dalam daftar pemantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dari dasar inilah kemudian WHO memperingatkan adanya kekhawatiran naiknya tren COVID-19 menjelang musim dingin di Belahan Bumi Utara. Karena itu, mereka menyerukan untuk meningkatkan vaksinasi dan pengawasan.
Memang, sudah banyak negara yang berhenti melaporkan data mengenai warga yang terinfeksi virus Corona. Namun Badan Kesehatan PBB itu memperkirakan ratusan ribu orang saat ini sedang menjalani perawatan serius di rumah sakit, karena virus tersebut.
Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers online, Rabu (6/9) mengatakan, tren COVID-19 di Belahan Bumi Utara jelang musim dingin mengalami peningkatan. Bahkan, angka kematian di beberapa wilayah Timur Tengah dan Asia juga naik. Begitu pula dengan penerimaan unit perawatan intensif yang meningkat di Eropa dan beberapa wilayah lain.
Kecenderungan peningkatan ini semakin terlihat saat memasuki musim dingin, di mana orang-orang di beberapa negara cenderung menghabiskan lebih banyak waktu bersama di dalam rumah. Di sinilah kemudian virus yang menular lewat udara seperti COVID, akan mengambil keuntungan.
Ditambah lagi dengan adanya influenza dan respiratory syncytial virus (RSV) atau virus pernapasan syncytial yang juga beredar, penting dilakukan vaksinasi dan pengujian.
Kembali pada varian Pirola, WHO terus memantau varian ini dengan cermat untuk menilai penularannya dan potensi dampaknya. Sebab varian ini sudah dilaporkan terdeteksi di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Israel, Kanada, Denmark, Inggris, Afrika Selatan, Swedia, Norwegia, Swiss, dan Thailand. Inggris dan Portugal sebelumnya juga melaporkan kasus tersebut.
Walau begitu, WHO mengakui bahwa vaksinasi yang ada dan telah diberikan selama ini, mampu mengatasi varian Pirola. Jadi, sangat dianjurkan untuk segera menerima vaksinasi, terutama pada orang-orang berisiko, dan bagi kelompok rentan jangan menunggu lama untuk mendapatkan dosis booster.
Dan, teknologi C-TAP yang diperkenalkan sebagai platform berbagi pengetahuan global tentang COVOD-19 telah mendapat tiga perjanjian lisensi baru untuk mentransfer teknologi vaksin.
Medel C-TAP tersebut sedang ditinjau untuk tujuan mengembangkan model akses teknologi baru yang lebih luas, dan rencananya akan diumumkan pada akhir 2023.
KOMENTAR ANDA