Ibu Sri Rahmat (tengah) diapit dua sahabat dari Biola Indah yang juga anggota komunitas Perempuan Berkebaya/FARAH
Ibu Sri Rahmat (tengah) diapit dua sahabat dari Biola Indah yang juga anggota komunitas Perempuan Berkebaya/FARAH
KOMENTAR

TUJUH perempuan berkebaya merah kompak memainkan alunan lagu Sajojo lewat gesekan biola dalam acara pembukaan Festival Literasi Jakarta 2023 yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (8/9).

Salah satu di antara mereka adalah Sri Rahmat yang berusia 75 tahun. Bersama sejumlah sahabatnya di komunitas Perempuan Berkebaya, Ibu Sri penuh percaya diri tampil menghibur audiens melalui permainan biola.

Penampilan mereka pun mendapat tepuk tangan meriah, bahkan para tamu kehormatan di acara pembukaan Festival Literasi Jakarta 2023 pun ikut menyanyikan lagu Sajojo dan bergoyang mengikuti musik yang ceria.

Tampak Bunda Literasi DKI Jakarta Mirdiyanti Heru Budi Hartono, Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah DKI Jakarta Wahyu Haryadi, dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Firmansyah ikut bernyanyi dan bergoyang di samping panggung.

Ditemui Farah.id usai tampil di panggung Festival Literasi Jakarta, Ibu Sri menceritakan ihwal terbentuknya Biola Indah, kelompok perempuan pemain biola tempatnya bernaung.

“Saya baru mulai belajar bermain biola pada Februari lalu, sebelumnya saya biasa bermain organ. Ide bermain biola muncul karena kami bersahabat sudah lama,” ujar Ibu Sri.

Berlatih setiap Senin pukul 10 pagi, tak heran bila Sri dan keenam sahabatnya tampil kompak dan energik memainkan instrument biola.

Apa yang membuat Ibu Sri terlihat bersemangat menjalani aktivitasnya meski sudah berada dalam kondisi lansia?

“Kuncinya adalah bersyukur dan menerima apa adanya diri kita. Kalau orang lain punya sesuatu sedangkan kita tidak, kita tidak perlu iri hati. Ini saya praktikkan betul, bukan hanya asal ngomong,” kata Ibu Sri.

Lantas, tidak khawatirkah anak-anak maupun anggota keluarga lain melepas Ibu Sri berkegiatan di luar rumah?

“Anak-anak saya justru senang saya ada kesibukan, mereka bilang daripada menganggur dan diam saja di rumah, lebih bagus ada kegiatan,” jelas Ibu Sri.

Siapa sangka, di usianya kini ia juga masih menjalankan praktik sebagai dokter gigi di klinik yang berlokasi di Jati Asih, Bekasi. Ia pun diketahui mempunyai usaha di bidang kuliner yaitu catering. Wow!

Semangat Ibu Sri untuk hidup bahagia dan produktif di usia senja seharusnya membuat generasi muda yang mager menjadi malu. Ya, bagi seorang Sri Rahmat, tak ada kata terlambat untuk belajar dan menikmati hidup dengan carda positif.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women