KERAJAAN MAROKO mengumumkan tiga hari berkabung nasional setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) waktu setempat.
Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri atas musibah yang menewaskan lebih dari 2.000 orang hingga Minggu (10/9/2023) pagi.
Gempa yang terjadi disebut sebagai yang paling mematikan lebih dari enam dekade di negara tersebut. Bahkan getaran dirasakan hingga ke Huelva dan Jaen di Spanyol selatan.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah ini. Lebih dari 300.000 orang terkena dampaknya di Marrakesh dan sekitarnya.
Para korban yang selamat berkumpul untuk bermalam di tempat terbuka di Pegunungan High Atlas.
Tim penyelamat yang terdiri angkatan bersenjata setempat masih mencari korban selamat yang terkubur di lereng, di mana rumah-rumah dari batu bata lumpur, batu dan kayu kasar retak, dan menara masjid roboh. Kota tua bersejarah Marrakesh juga mengalami kerusakan parah.
Selain itu, mereka juga akan menyediakan air minum bersih, persediaan makanan, tenda dan selimut kepada daerah yang terkena dampak.
Desa Tansghart di daerah Ansi, di sisi lembah tempat jalan dari Marrakesh naik ke High Atlas, merupakan desa yang paling parah terkena dampak bencana yang pernah dilaporkan oleh Reuters.
Rumah-rumah yang dulunya indah, menempel di lereng bukit yang curam, retak akibat tanah yang berguncang. Yang masih berdiri hanyalah bongkahan tembok atau plester yang hilang, sementara itu dua menara masjid roboh.
Angkatan bersenjata Maroko akan mengerahkan tim penyelamat untuk Turki, tempat terjadinya gempa bumi dahsyat pada bulan Februari yang menewaskan lebih dari 50.000 orang, merupakan salah satu negara yang menyatakan solidaritas dan menawarkan bantuan.
Aljazair, yang memutuskan hubungan dengan Maroko pada tahun 2021 setelah meningkatnya ketegangan antar negara yang berfokus pada konflik Sahara Barat, mengatakan akan membuka wilayah udara untuk penerbangan kemanusiaan dan medis.
Gempa tersebut tercatat pada kedalaman 18,5 km, biasanya lebih dahsyat dibandingkan gempa dalam dengan kekuatan yang sama. Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 ketika gempa tersebut diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang, menurut Survei Geologi AS.
Adapun, Marrakesh akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia mulai 9 Oktober 2023. Seorang juru bicara IMF, ketika ditanya tentang rencana pertemuan tersebut, mengatakan: “Satu-satunya fokus kami saat ini adalah rakyat Maroko dan pihak berwenang yang menangani tragedi ini.”.
KOMENTAR ANDA