Gempa 6,8 skala Richter guncang Maroko (8/9)/NDTV
Gempa 6,8 skala Richter guncang Maroko (8/9)/NDTV
KOMENTAR

PARA korban selamat gempa bumi Maroko berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat berlindung, ketika pencarian orang hilang terus berlanjut di desa-desa terpencil pada Minggu (10/9).

Jumlah korban tewas lebih dari 2.100 orang tampaknya akan terus bertambah dalam gempa bumi yang paling mematikan di Maroko selama enam dekade terakhir.

Banyak orang menghabiskan malam ketiga di tempat terbuka setelah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter terjadi pada Jumat (8/9) malam. Para pekerja bantuan menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terkena dampak paling parah di High Atlas, sebuah pegunungan terjal di mana pemukiman seringkali terpencil dan banyak rumah hancur.

Jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.122 orang dan 2.421 orang terluka, demikian dilaporkan TV pemerintah. Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima tawaran bantuan dari negara lain dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.

Kerusakan yang terjadi terhadap warisan budaya Maroko menjadi lebih jelas ketika media lokal melaporkan runtuhnya sebuah masjid bersejarah yang penting pada abad ke-12. Gempa tersebut juga merusak sebagian kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.

Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 ketika gempa tersebut diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang.

Pusat gempa berada 72 km (45 mil) barat daya Marrakesh, sebuah kota yang dicintai oleh warga Maroko dan turis asing karena masjid abad pertengahan, istana, dan seminari yang dihiasi dengan ubin mosaik berwarna cerah di tengah labirin gang-gang berwarna merah jambu.

Pemerintah mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menyiapkan dana untuk mereka yang terkena dampak gempa. Pemerintah juga mengatakan pihaknya memperkuat tim pencarian dan penyelamatan, menyediakan air minum dan mendistribusikan makanan, tenda dan selimut.

WHO menyatakan lebih dari 300.000 orang terkena dampak bencana tersebut.

Di Moulay Brahim, sebuah desa 40 km (25 mil) selatan Marrakesh, warga menggambarkan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan menggunakan tangan kosong. Karung-karung makanan diturunkan dari sebuah truk yang menurut pejabat setempat diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.

Dengan banyaknya rumah yang dibangun dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok angin, struktur bangunan mudah runtuh.

Di desa Amizmiz yang terkena dampak paling parah, warga menyaksikan tim penyelamat menggunakan alat penggali mekanis pada sebuah rumah yang runtuh.

Tentara, yang dimobilisasi untuk membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda untuk para tunawisma. Dan karena sebagian besar toko rusak atau tutup, warga kesulitan mendapatkan makanan dan perbekalan.

Bantuan asing berdatangan

Spanyol mengirimkan 56 petugas dan empat anjing pelacak di Maroko, sementara tim kedua yang terdiri dari 30 orang dan empat anjing sedang menuju ke sana.

 Inggris mengatakan pihaknya mengerahkan 60 spesialis pencarian dan penyelamatan juga empat ekor anjing, serta tim penilai medis yang terdiri dari empat orang. Qatar juga menjelaskan tim pencarian dan penyelamatan telah berangkat ke Maroko.

Presiden AS Joe Biden mengungkapkan kesedihan atas hilangnya nyawa dan kehancuran yang disebabkan gempa tersebut.

“Kami siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada rakyat Maroko,” kata Biden.

Seorang pejabat Amerika mengatakan sebuah tim kecil ahli bencana yang dikirim oleh Amerika tiba di Maroko pada hari Minggu untuk menilai situasi.

Sementara itu Prancis menyatakan siap membantu dan menunggu permintaan resmi dari Maroko. Negara lain yang menawarkan bantuan termasuk Turki, di mana gempa bumi pada bulan Februari menewaskan lebih dari 50.000 orang.

“Dua hingga tiga hari ke depan akan sangat penting untuk menemukan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan,” kata Caroline Holt, direktur operasi global untuk Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), mengatakan kepada Reuters.

Holt mengatakan sistem bantuan internasional menunggu undangan dari Maroko untuk memberikan bantuan. Ia menegaskan, hal ini bukanlah hal yang aneh ketika pemerintah negara bersangkutan yang menilai sendiri kebutuhannya.

Maroko telah mengumumkan tiga hari berkabung dan Raja Mohammed VI menyerukan agar masjid-masjid di seluruh negeri mengumandangkan doa bagi para korban meninggal.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News