Kampanye sadar stunting lewat mural/Net
Kampanye sadar stunting lewat mural/Net
KOMENTAR

POLUSI udara di ibu kota benar-benar menjadi ancaman serius bagi anak. Diketahui, organ-organ tubuh anak belum dalam tahap sempurna, masih berkembang, dan belum matang. Inilah mengapa polusi udara dapat dengan cepat merusak organ-organ rentan tersebut dan membuat anak tidak hanya mengalami sakit tapi juga keterlambatan perkembangan.

Sebuah jurnal berjudul Environmental Research and Public Health pada 2023 yang merupakan hasil riset Syuhada, membuktikan dengan gamblang betapa bahanya dampang jangka panjang paparan polusi udara, khususnya terhadap kelahiran anak.

Dari jurnal tersebut diuraikan, paparan polutan PM2.5 di Jakarta rata-rata mencapai 52 ug/m3 atau lebih tinggi 10 kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tingginya paparan polutan ini memicu kelahiran ratusan bayi di Jakarta dengan berat badan (BB) rendah pada 2019.

Jika dijabarkan, sebanyak 680 bayi lahir rendah, 6.153 anak mengalami stunting, 62 kelahiran premature, dan 327 kematian pada bayi. Fakta inilah yang kemudian disimpulkan bahwa polusi udara menjadi ancaman serius bagi generasi mendatang apabila tidak segera ditangani secara nyata.

Fakta lain yang mendukung hasil penelitian Syuhada adalah dari Vital Strategies. Mereka juga menemukan bahwa polusi udara secara signifikan meningkatkan risiko stunting pada anak-anak. Risikonya bahkan dimulai sejak dalam kandungan, saat ibu menghirup partikel halus dan berlanjut sepanjang masa kanak-kanak mereka.

Ahli epidemiologi di Divisi Kesehatan Lingkungan Vital Strategies Vivian Pun mengatakan, tidak ada ambang batas yang membuat polusi udara tidak akan berdampak. Penanganan polusi sangat penting, karena memiliki implikasi besar pada kesehatan masa kanak-kanak dalam jangka pendek dan juga jangka panjang, hingga masa remaja dan dewasa.

“Dampak polusi udara pada stunting mirip dengan polusi udara pada hasil kesehatan lainnya. Itu tidak hanya berdampak pada tinggi badan dan perkembangan fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan sosioemosional,” ujar Vivian.

Polusi udara tidak hanya fatal bagi kesehatan anak-anak, sebab hanyak 10 persen penduduk dunia yang menghirup udara aman. Faktanya, polusi udara adalah faktor risiko kematian nomor lima di dunia. Dan, hampir sembilan juta orang meninggal dunia setiap tahunnya.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News