Banjir besar menerjang wilayah Kota Derna tak jauh dari pesisir timur Libya, Rabu (13/9)/NET
Banjir besar menerjang wilayah Kota Derna tak jauh dari pesisir timur Libya, Rabu (13/9)/NET
KOMENTAR

BANJIR BANDANG menerjang wilayah Kota Derna tak jauh dari pesisir timur Libya, Rabu (13/9). Bencana ini terjadi setelah badai besar Daniel merobohkan bendungan berusia tua dan tidak terawat karena konflik berkepanjangan di Libya. 

Ribuan orang dinyatakan tewas, dan sedikitnya 10 ribu orang belum ditemukan akibat terseret air bah tersebut. 

“Mayat-mayat tergeletak di mana-mana – di laut, di lembah, di bawah bangunan,” kata Menteri penerbangan sipil, Hichem Abu Chkiouat dikutip Reuters dari televisi lokal, Rabu (13/9).  

Laporan dari Reuters menyebutkan, kota yang tersapu air bah hancur, gedung-gedung tersapu air, dan mobil-mobil terbalik di jalan-jalan yang tertutup lumpur dan puing-puing akibat aliran deras setelah bendungan jebol.

Selain itu, juga banyak terdapat mayat tergeletak di koridor rumah sakit. Sehingga, setelah air berangsur surut, warga berkerumun untuk melihat para korban untuk menemukan anggota keluarga yang hilang di rumah sakit.

“Saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan bahwa 25% kota telah hilang. Banyak sekali bangunan yang runtuh," ujarnya.

Selain Derna, kota lainya terdampak dari banjir besar akibat badai yaitu Benghazi.  

Ketua delegasi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Tamer Ramadan, mengatakan jumlah korban tewas akan sangat besar.

“Kami dapat mengonfirmasi dari sumber informasi independen kami bahwa sejauh ini jumlah orang hilang mencapai 10.000 orang,” terangnya.




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News