Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023 bakal diadakan November 2023 nanti oleh Aqsa Working Group (AWG). Selaku pihak penyelenggara, AWG melakukan audiensi ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (12/9) lalu.
"Terima kasih karena antara MUI dan Aqsa Working Group kita selalu berhubungan meskipun personal-personal. Tapi ini bagian yang sangat penting," kata Ketua MUI Bidang HLNKI, Sudarnoto Abdul Hakim, dalam keterangan yang diterima Farah.id, Kamis(14/9).
BSP yang merupakan kegiatan rutin tahunan yang diinisasi oleh lembaga kemanusiaan yang fokus pada pembelaan Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
"Saya bersyukur AWG bisa selalu survive, mengader generasi muda dan menyosialisasikan Palestina, menyerukan ormas-ormas dan masyarakat untuk membangun spirit dukungan kita kepada Palestina," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI, Bunyan Saptomo meminta agar AWG selalu konsisten melakukan kampanye di media sosial dengan menyebarkan informasi-informasi yang benar terkait Palestina.
"Saya menyerukan terutama teman-teman yang ada di Aqsa Working Group untuk campaign. Sekarang itu masalahnya ialah perang informasi. Marilah kita campaign terkait Islamofobia, bahwa mereka (Barat) menyebut Palestina teroris dan ini memengaruhi dunia. Ini merupakan perang informasi. Marilah kita terus mendengungkan Islam yang rahmatanlilalamin," terangnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, Rifa Berliana Arifin memaparkan secara garis besar tentang agenda BSP tersebut. Ia menekankan selama bulan November nanti, AWG akan membanjiri masyarakat Indonesia dengan berita-berita seputar Palestina.
"Bulan November telah kami deklarasikan sebagai Bulan Solidaritas Palestina. Dalam kacamata kita sebagai rakyat Indonesia, tentu kita ingin menggalang sebesar-besarnya dukungan dan kesadaran rakyat Indonesia terhadap isu Palestina," kata Rifa.
Ketua Bidang Luar Negeri Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pusat itu melanjutkan, BSP tahun ini akan mengadakan acara Dauroh (Discussion International), yang mana acara ini belum dilakukan di tahun sebelumnya.
"Dauroh ini semacam workshop tentang kepalestinaan. Jadi kita akan buka kelas semacam itu, waktunya bisa kita setting bersama-sama. Yang jelas, Dauroh ini terilhami saat AWG di tahun 2008 pernah mengirimkan kurang lebih 30 orang untuk belajar tentang kepalestinaan di Yaman, seperti kajian tematik yang bisa memahamkan soal Palestina ini mulai dari isu teritorial, historis, sampai akidahnya kurang lebih selama tiga bulan," tutur Rifa.
Maka dari itu, AWG terinspirasi untuk menggelar kegiatan serupa di Indonesia dengan materi yang membahas mengapa Indonesia harus membela Palestina.
"Pertama, ada sisi keindonesiaannya karena target audiensnya ialah dai-dai Indonesia, aktivis, dan lain sebagainya. Kedua, kepalestinaannya. Ketiga, kemanusiaannya," jelas Rifa.
Melalui audiensi tersebut, AWG ingin mendapatkan arahan dari MUI sebagai organisasi yang sangat komprehensif sehingga bisa bersinergi dalam pelaksanaan Dauroh di BSP 2023. Rencananya, Daurah ini akan menghadirkan sedikitnya 100 peserta dan mendatangkan beberapa narasumber, termasuk dari yayasan yang pernah mengajar di Dauroh Palestina di Yaman pada 2008 silam serta dosen-dosen dari Turkiye.
"Kita perlu endorsement dan menjadikan MUI sebagai standing committee, pengarah juga dalam pelaksanaan Dauroh ini," kata Rifa.
KOMENTAR ANDA