MENURUT data global WHO dan UNICEF pada 2022 bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar keempat di dunia untuk anak remaja di bawah usia 19 tahun. Sementara itu, data nasional di tahun yang sama mengungkapkan lebih dari 80 persen remaja di Indonesia, usia 10-17 tahun, yang melaporkan ide, rencana, bahkan percobaan bunuh diri. Mereka terbukti mengalami isu kesehatan jiwa.
Sebagai pejuang borderline personality disorder dan bipolar disorder, Mima Shafa, seorang content creator dan pegiat isu kesehatan jiwa, pernah mengalami depresi, mengalami situasi di mana rasa cemas selalu muncul, hingga muncul pikiran negatif untuk mengakhiri hidup.
Saat itu, kenang dia, dunia terasa gelap. Namun perhatian, kasih sayang, dan pengertian serta penerimaan dari keluarga dan teman-teman sangat membantunya untuk kuat serta kembali bangkit.
Dan di hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, yang dirayakan setiap 10 September, ia mengajak seluruh anak muda untuk sama-sama saling menjaga dan memperhatikan sekeliling.
Memahami dan mengenali tanda-tanda gangguan jiwa agar terhindar dari bahaya, karena upaya pencegahan bunuh diri adalah komitmen jangka panjang dan membutuhkan dukungan dari orang tua, keluarga, teman-teman, dan sekolah untuk terus bergerak, bekerja sama, dan memperjuangan kesejahteraan dan kesehatan jiwa anak-anak Indonesia.
Mendukung pernyataan Mima, yang juga putri pasangan Indra Brasco dan Mona Ratuliu, psikolog Ratri Kartikaningtyas setuju jika kehadiran teman atau shabat sangat penting bagi siapapun yang berniat mengakhiri hidup karena merasa putus asa dengan situasi yang dialami.
Tindakan pencegahan bunuh diri bisa dilakukan dengan menunjukkan kehadiran sebagai dukungan pada yang bersangkutan. Tanyakan kabar atau menawarkan bantuan, bisa membuat seseorang yang sedang terpuruk merasa lebih nyaman.
Namun penting diingat, meskipun kehadiran sangat diperlukan, hindari untuk memberikan nasihat kepada teman yang sedang depresi. Sangat tidak disarankan pula untuk mengatakan ‘sabar’ kepada mereka.
Baik itu nasihat maupun kata ‘sabar’ dianggak kurang menunjukkan sikap empati pada orang yang merasa sangat berat dan sudah tidak tahan untuk bunuh diri. Prinsip Tindakan untuk mencegah adalah dengan kehadiran dan upaya untuk mendengarkan.
KOMENTAR ANDA