Alya Lawindo mengabdikan masa remajanya untuk menjadi guru mengaji dan melestarikan budaya Minang/Net
Alya Lawindo mengabdikan masa remajanya untuk menjadi guru mengaji dan melestarikan budaya Minang/Net
KOMENTAR

REMAJA adalah usia di mana ndovidu terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya di bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Usia di mana remaja menemukan jati dirinya.

Adalah Alya Sarah Lawindo (19) yang telah menemukan jati dirinya, yaitu menjadi seorang guru mengaji virtual di Arlington, negara bagian Virginia. Dia adalah diaspora Indonesia generasi kedua yang melanjutkan kebiasaan baik sang ibu. Seorang remaja muslimah yang menunjukkan kepedualiannya dengan menjadi relawan madrasah dalam komunitas Indonesia.

Seluruh murid Alya adalah anak-anak yang ada di komunitas Muslim Indonesia di Amerika. Murid-muridnya berusia 5 hingga 12 tahun. Dan, sudah sejak 14 tahun yang lalu ia menekuni aktivitas ini.

“Reward terbesar saya menjadi guru mengaji adalah melihat anak-anak naik kelas. Dari yang awalnya masih kaku, lalu belajar tajwid, selesai dan akhirya move on ke kelas berikutnya,” kata Alya kepada VOA.

Ketekunannya membuahkan hasil. Pada 2019 lalu IMAAM, organisasi yang mengelola madrasah, memberinya penghargaan Relawan Muda.

Aktif perkenalkan budaya Minang

Aktivitas lain yang dikerjakan mahasiswi S1 Hubungan Internasional di American University ini adalah melestarikan seni budaya Minang bersama Rumah Gadang USA. Sanggar itu didirikan pada 2007 oleh kedua orang tuanya.

Menurut sang ayah, Muhammad Afdal, sejak usia 6 Alya belajar tarian dan nyanyian Minang. Keterampilannya terus di asah, hingga kini ia pandai bermain biola, randai, dan teater khas Minangkabau, juga berpantun.

Bersama Rumah Gadang USA, Alya telah tampil dalam berbagai pertunjukkan dan festival di seluruh Amerika, seoerti Richmond Folklife Festival, Smithsonian Folklife Festival, the Kennedy Center, juga acara budaya di KBRI Washington DC.

Kala pandemi, Alya juga pernah diundang mengisi seminar virtual. Ia dijadikan padusi milenial oleh Minang Diaspora Network.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women