STANDAR halal Indonesia telah dipakai oleh banyak negara. Dalam catatan lembaga halal Indonesia, terdapat 50 negara telah memakainya.
Termasuk pengusaha produk halal di China yang baru ini dikembangkan perwakilan di Shanghai.
Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat bertemu dengan para pengusaha produk halal China, Senin (18/9).
“Untuk mengembangkan standar halal itu maka MUI membuat nama perwakilan-perwakilan MUI di berbagai negara termasuk di Shanghai,” katanya.
Sebelumnya, dia pun menceritakan ketika masih menjadi Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia telah membuat standar halal yang saat ini dipercaya oleh dunia.
"Bahkan sebelumnya saya menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI dan memang kita membuat semacam standar halal, yang standar halal itu menjadi sistem standar halal di dunia dan diakui oleh 50 lembaga sertifikat halal dan menjadi standar halal yang terpercaya di dunia,” ujarnya.
Dia melihat, ketika pengusaha telah mendapatkan sertifikasi produk halal dari LPPOM MUI, maka nantinya akan ada endorsement agar produknya bisa dipasarkan di negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim, termasuk Indonesia.
“(Tidak hanya) menjadi lembaga sertifikat yang ada di berbagai negara dengan memberikan endorsement jika sudah menggunakan standar MUI dan jumlahnya ada 50 lembaga standar dunia yang ikut standar MUI,” terangnya.
Saat ini, kata dia, Indonesia tidak hanya memberikan standar sertifikasi halal, tetapi ingin menjadi produsen halal terbesar di dunia tahun 2024.
“Sekarang Indonesia tidak hanya ingin memberikan standar sertifikasi halal di dunia, tapi ingin menjadi negara yang memproduksi produk-produk halal terbesar di dunia,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Wapres di hadapan para pengusaha produk halal China mengundang agar berinvestasi di Indonesia.
"Kami mengundang para pengusaha di berbagai negara khususnya di Tiongkok untuk berinvestasi produk halal di Indonesia,” pungkasnya.
Indonesia menjadi negara yang mayoritas penduduknya muslim. Sehingga, produk-produk halal menjadi konsumsi bahkan juga sudah menjadi gaya hidup.
“Karena untuk konsumsi Indonesia sendiri itu sudah cukup besar sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia 270 juta dan kemudian juga untuk diekspor ke berbagai negara. Dan kalau kita kembali Indonesia produknya akan lebih dipercaya lagi untuk umat Islam di dunia,” tutupnya.
KOMENTAR ANDA