Fadila Hanum, pemenang kategori Buku Fiksi Anak Terbaik IBF 2023/FARAH
Fadila Hanum, pemenang kategori Buku Fiksi Anak Terbaik IBF 2023/FARAH
KOMENTAR

NAMA Fadila Hanum dinobatkan menjadi pemenang Islamic Book Fair (IBF) Awards 2023 untuk kategori Buku Fiksi Anak.

Berprofesi sebagai guru SD di Lampung sejak tahun 2013, Fadila mengaku terinspirasi membuat buku dari pengalamannya sehari-hari bersama para siswa di sekolah. Menurutnya, selalu ada tingkah anak-anak yang menarik untuk dijadikan tulisan.

Tak hanya dari keseharian anak didiknya, Fadila pun mengaku banyak menginspirasi

“Saya memang sudah suka menulis sejak kecil. Dan seiring waktu, dengan menjadi guru SD, saya melihat keseharian anak-anak bisa jadi cerita, dan ternyata disetujui oleh penerbit,” ujar Fadila saat diwawancarai Farah.id usai menerima piala dan plakat pemenang IBF Awards 2023 dalam pembukaan Islamic Book Fair di Istora Senayan (20/9).

Bo dan Jali menjadi buku pertama Fadila Hanum, sebuah dongeng yang berkisah tentang simbiosis (hubungan antara makhluk hidup). Buku ketiganya, Pahlawan Bumi memenangkan IBF Awards 2016. Dan di tahun ini, Fadila memenangkan buku fiksi anak terbaik IBF Awards lewat buku Musuh Setan atau Teman Setan.

“Buku Musuh Setan atau Teman Setan adalah kumpulan cerita yang terinspirasi dari hadis Rasulullah tentang 15 golongan teman setan dan 10 golongan musuh teman. Saya buat satu per satu (golongan) dalam bentuk cerita. Saya tidak menyangka buku ini bisa menang mengingat naskahnya sudah ditolak empat penerbit, sebelum akhirnya diterbitkan Kanak tahun 2022,” kisah Fadila.

Apa tips dari Fadila untuk perempuan yang ingin menjadi penulis di tengah multiperan yang dijalaninya?

“Awalnya harus suka menulis, kemudian mulai menulis, dan banyak membaca untuk mendapatkan banyak inspirasi. Saya biasanya mendapat ide saat Subuh, lalu di siang hari barulah menambah ide-ide tadi,” kata ibu dua anak ini.

Di tengah profesinya sebagai pendidik, bagaimana Fadila membagi waktunya dan mendisiplinkan dirinya untuk konsisten menulis?

“Kita memang tidak bisa menjalankan sekaligus dua pekerjaan yang membutuhkan waktu panjang. Karena itulah saya memilih menjadi guru honorer di SD Negeri agar punya waktu banyak untuk menulis. Sebelumnya, saya mengajar di SDIT yang membutuhkan jam kerja lebih panjang. Apalagi sekarang saya sudah punya dua anak. Bagaimanapun juga kita harus memilih prioritas yang ingin kita kerjakan,” kata Fadila.

“Ide bisa jadi sama, tapi tergantung bagaimana kita mengemas buku serta menemukan angle yang unik baik dari konten maupun packaging buku,” ungkap Fadila tentang rahasia menulis out of the box di tengah banyaknya judul buku yang tersedia di toko buku.

Fadila mengaku bahwa mengikuti komunitas menjadi satu wadah untuk menjaga semangat, kreativitas, dan mendapatkan informasi seputar perlombaan menulis. Saat ini Fadila aktif dalam Komunitas Penulis Bacaan Anak bersama para penulis lain.

Menurut Fadila, ia tidak pernah menargetkan untuk menenangkan penghargaan apa pun. Ia hanya bertekad untuk terus menghasilkan karya. Namun, ada satu keinginan yang ingin diwujudkannya.

“Salah satu mimpi saya adalah membuat novel yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film,” pungkas Fadila.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women