Bedah buku <i>Buldozer dari Palestina</i> karya Teguh Santosa di ajang IBF 2023, Istora GBK, Senayan, Jakarta, Jumat (22/9)/Farah
Bedah buku Buldozer dari Palestina karya Teguh Santosa di ajang IBF 2023, Istora GBK, Senayan, Jakarta, Jumat (22/9)/Farah
KOMENTAR

SESI bedah buku Buldozer dari Palestina karya Teguh Santosa, salah satu wartawan senior Indonesia, mendapat apresiasi luar biasa dari para pengunjung Islamic Book Fair (IBF) 2023. Digelar pukul 19.45 hingga 20.45 di Panggung Utama IBF, Teguh Santosa berhasil membuat penasaran tentang apa isi dari buku yang akan dibahas.

Buldozer dari Palestina adalah karya ketiga Teguh Santosa, setelah sebelumya ia menulis dua buah buku berjudul Di Tepi Amu Darya dan Perdamaian yang Buruk Perang yang Baik. Berbeda dengan buku pertamanya yang merupakan hasil reportase selama menjadi wartawan di negara konflik, Perdamaian yang Baik Perang yang Buruk dan Buldozer dari Palestina merupakan kumpulan hasil wawancara dengan para duta besar negara sahabat yang ada di Jakarta.

“Ada 39 duta besar negara sahabat yang saya wawancara dan kemudian saya jadikan dua buah buku ini, yang pertama Perdamaian yang Baik Perang yang Buruk dan kedua adalah Buldozer dari Palestina,” kata Teguh di Senayan, Jakarta, Jumat (22/9).

Diungkapkan dia, beberapa duta besar yang diwawancarainya adalah Duta Besar Amerika Serikat, Republik Sudan, Republik Korea, Republik Portugal, Finlandia, Australia, Republik Armenia, Republik Peru, Republik Venezuela, Republik Turki, Republik Kolombia, dan masih banyak lagi.

Total, ada 22 duta besar negara sahabat yang hasil percakapannya dijadikan dalam satu buku ini. Sedangkan kumpulan wawancara lainnya, sekitar 17 wawancara dengan para duta besar, terdapat di dalam buku Perdamaian yang Buruk Perang yang Baik.

Bedah buku berlangsung sangat menarik dan membuat para penyimak terkagum-kagum dengan proses pembuatan buku tersebut. Hal ini terlihat saat sesi tanya jawab, banyak sekali yang ingin bertanya lantaran penasaran dengan isi buku dan cara Teguh mendapatkan kesempatan emas untuk mewawancarai para duta besar tersebut.

“Yang saya tahu, pasti sulit sekali bertemu dengan para duta besar tersebut. Ada birokrasi rumit yang harus dilewati sebelum sampai bertemu dengan mereka. Tapi, Pak Teguh Santosa ini kok bisa mudah sekali bertemu bahkan berbicara langsung dengan perwakilan negara-negara di dunia ini. Sungguh luar biasa, saya sangat mengapresiasi usaha beliau,” ujar salah seorang penyimak kepada Farah.id.

Di akhir acara, Teguh memberikan sepasang bukunya kepada penyimak bedah buku yang telah bertanya. Mereka menerima buku-buku tersebut dengan wajah yang sumringah.




“Glancing” Picu Tren Digital Baru di Indonesia

Sebelumnya

Sambut Libur Akhir Tahun, AKG Entertainment Hadirkan Pokémon Festival 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon