Perhatikan betul kondisi anak saat mengalami ISPA. Kontrol agar tidak berubah menjadi pneumonia/Net
Perhatikan betul kondisi anak saat mengalami ISPA. Kontrol agar tidak berubah menjadi pneumonia/Net
KOMENTAR

MESKIPUN Pemerintah sudah melakukan upaya luar biasa untuk mengurangi bahkan menghilangkan polusi udara, akan tetapi jumlah anak yang terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) justru menunjukkan tren peningkatan. Tren ini bisa dilihat di sejumlah instalasi gawat darurat (IGD) sejumlah rumah sakit.

Spesialis anak yang juga ahli respirologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Madeleine Ramdhani Jasin, SpA(K) mengungkap, terjadi beberapa permintaan perawatan anak di sejumlah RS, bahkan pasien harus menunggu lebih lama (waiting list).

Salah satu alasan utama mengapa Si Kecil rentan terkena ISPA adalah karena daya tahan tubuhnya yang belum terbentuk sempurna. Tubuh Si Kecil sulit untuk melawan infeksi bakteri maupun virus penyebab ISPA. Selain faktor imunitas, keadaan lingkungan sekitarnya juga sangat berperan dalam penularan ISPA.

“Yang menjadi ketakutan kemudian adalah anak bisa mengalami pneumonia yang bisa berujung fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Tanda bahaya pada anak pertama napasnya sesak, kemudian napasnya cepat, lebih cepat dari usianya,” kata dr Medeleine.

Tanda bahaya lainnya adalah saat anak terlihat menarik napas sangat dalam. Biasanya, terlihat dari adanya tarikan dinding dada ke dalam. Hal ini bisa terjadi karena gerakan paru berkurang.

Pertolongan pertama pada anak ISPA

Meski pada beberapa anak ISPA dapat membaik dengan sendirinya, tetapi kondisi ini sering kali membuat anak rewel dan susah istirahat, sehingga proses pemulihan terganggu. Untuk mengatasinya, ada beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan di rumah, yaitu:

1. Berikan anak cukuk makanan dan minuman. Pastikan kebutuhan air putih anak tercukupi, karena air putih data membantu mengencerkan dahak, sehingga saluran pernapasannya terasa lebih lega.

Jika anak sulit minum air putih, berikan pilihan lain seperti air lemon atau teh hangat dicampur madu. Pastikan si kecil makan teratur, bila perlu berikan suplemen multivitamin sesuai anjuran dokter.

2. Pastikan istirahat yang cukup, setidaknya 9-10 jam setia malam. Agar Si Kecil nyaman, coba ciptakan suasana yang bersih di kamar tidurnya. Pastikan kamar bebas dari asap rokok, debu, dan kotoran. Bila perlu, gunakan humidifier untuk menjaga kebersihan udara.

3. Berkumur air garam hangat untuk membantu mengatasi batuk dan sakit tenggorokan. Caranya, campurkan segelas air hangat dengan 2 sendok teh garam dan larutkan. Minta Si Kecil untuk berkumur, lalu dibuang. Tapi, cara ini hanya boleh dilakukan pada anak berusia 8 tahun ke atas, ya.

Bila kondisinya tak kunjung membaik, berikan obat-obatan yang meringankan gejala, seperti paracetamol, obat batuk, dan dekongestan untuk mengatasi pilek. Jangan lupa perhatikan petunjuk pemakaiannya dan berikan dosis yang sesuai.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News