MASALAH kesehatan mental reaja, selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. National Adolescent Mental Health Survey 2022 menyebutkan, sebanyak 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 (5,5 persen) mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penting sekali membahas permasalahan kesehatan mental. Dan di hari keempat gelaran Islamic Book Fair 2023, kembali diadakan Talkshow Mental Health dengan tema Mengawal Kesehatan Mental Remaja: Panduan Psikologi Islam untuk Guru dan Orang Tua.
Acara ini menghadirkan Muhammad Iqbal, Associate Prof dari Universitas Paramadina dan penulis buku anak serta founder Safeena Academy Fadhilah Assa’adah.
“Ada banyak variable kesehatan mental remaja di era digital ini, salah satunya adalah masalah pola asuh dan lingkungan sosial. Sekarang banyak sekali remaja yang mengalami narcissistic personality disorder (NPD), karena selalu dimanja, diapresiasi, dan dilindungi. Mereka jadi lemah dalam empati dan tidak punya kepedulian,” kata Iqbal saat talkshow di panggung utama IBF 2023, Sabtu (24/9).
Ia juga mengatakan, anak-anak yang menghadapi masalah mental adalah anak-anak yang kesepian karena tidak ada waktu, perhatian dan pengertian dari orangtua. Mereka selalu ‘ditemani’ internet, sehingga jangan heran bila anak kemudian menjadi kecanduan.
“Kecanduan internet mengakibatkan mereka berperilaku anti sosial. Akhirnya menjadi tantangan guru dan orang tua karena sekarang prestasi menurun, rangking menurun, minat baca menurun, dan banyak anak anak yang tidak keluar rumah,” ujar dia.
Untuk itu, ia mengajak orang tua dan guru agar dapat membuat anak-anak tahu cara bergaul di masyarakat. Apa saja?
- Dimulai dengan belajar menerima diri sendiri, bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan hanya berfokus pada kekurangan, jika ternyata kelebihan yang dimiliki bisa menutupi kekurangan itu.
- Bergaullah dengan niat yang baik, sehingga tidak ada keinginan untuk mengarahkan orang lain melakukan hal yang buruk.
- Perluas lingkup pertemanan dengan berani cara membuka diri.
- Usahakan untuk selalu tampak ramah, terbuka, serta mudah didekati.
- Jadilah pendengar yang baik, dengan cara belajar berempati dengan orang lain.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah mengawali pertemuan dengan sapaan ringan dan diikuti obrolan seru. Jangan mudah tersinggung dan berusahalah untuk menolong teman yang sedang dalam kesusahan.
Jujurlah dan jangan egois. Yang terpenting, miliki rasa humor yang tinggi agar pergaulan lebih mencair dan tidak terlihat tegang.
KOMENTAR ANDA