TIDAK mudah menjadi sosok pemimpin yang arif dan bijaksana. Diperlukan banyak hal untuk membuat suatu keputusan yang tidak menguntungkan salah satu pihak dan dirasa adil oleh masyarakat. Namun Islam memiliki sosok pemimpin panutan. Dialah Nabi Muhammad Saw, pemimpin kaum muslimin.
Kisah Muhammad Sang Negarawan karya Drs Tohir Bawazir ini menceritakan bagaimana Islam memiliki kaidah atau aturan main dalam berpolitik. Muhammad dijuliki sebagai Al-Amin, yaitu pemimpin yang begitu dipercaya oleh masyarakat.
“Terkadang, kita belajar politik dari tokoh luar negeri seperti Maxwell, yang menghalalkan segala cara untuk tercapainya tujuan politik,” kta Tohir saat pelucuran buku Muhammad Sang Negarawan di ajang IBF 2023, di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Santu (23/9).
Kepemimpinan Rasulullah yang sangat bijaksana tampak saat masyarakat Makkah terbelah ke dalam beberapa kelompok. Ada yang percaya pada Rasulullah, ada pula yang ragu. Lalu ada yang istiwomah, munafik, hingga menjadi musuh.
Buku tersebut juga mengungkap 20 karakteristik Nabi selaku negarawan yang teladan. Seorang pemimpin yang baik akan tampak saat dirinya mengalami kemenangan atau kekalahan. Bagaimana cara mereka bernegosiasi dan sebagainya, juga menggambarkan sisi kepemimpinannya.
Seperti halnya kekalahan umat Islam dalam perang Uhud. Muncul banyak orang munafik, yahudi, dan kafir yang menghina Nabi, sementara Beliau tidak pernah menyalahkan umatnya.
“Kalau senang, menang terus, kita tidak akan belajar bagaimana menghadapi kesulitan. Jadi, di kehidupan Nabi ada enak dan tidaknya. Bahkan, salat Nabi juga ada kelirunya. Kalau Nabi tidak pernah salah, kita tidak tahu mau nanya sama siapa,” ujar Thohir.
Nabi sangat senang bermusyawarah bertukar pikiran, sehingga semua gagasan diterima. Nabi adalah sosok pemimpin yang mendengarkan segala masukan.
Buku ini juga mengungkap, bagaimana Islam memandang kekuasaan bukan sebagai kenikmatan, tetapi amanah.
KOMENTAR ANDA