KEMANDIRIAN Pesantren jadi salah satu program Kementerian Agama tidak hanya bertujuan membangun ekonomi dan bisnis pesantren. Tetapi juga sebagai mempertahankan ideologi dan independensi pesantren.
"Ada banyak pesantren yang mengalami 'kepayahan' dalam memenuhi kebutuhan operasional sehingga tidak sedikit pesentren yang kemudian menggadaikan otoritasnya untuk mempertahankan operasional pesantren," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan dilihat Farah.id pada laman resmi Kemenag, Minggu (24/9).
Dia tak menyangkal bahwa di pondok pesantren terdapat urusan politik menggadaikan ideologi dan independensi pesantren untuk sekedar mempertahankan operasional.
"Fakta pesantren seperti itu. Ini yang kemudian membuat saya dan kawan-kawan di Kemenag tergerak untuk melakukan sesuatu," ujarnya.
Gus Men pun berharap dalam saresehan ini para pimpinan dan pengasuh pondok pesantren dapat bersinergi dengan tim percepatan program Kemandirian Pesantren Kementerian Agama.
"Saya berharap saresahan ini menjawab kegelisahan itu. Masa khitmad saya ada satu tahun anggaran lagi semoga bisa membuat pesantren berdaya. Kehadiran saya di sini untuk mendengarkan secara langsung apa yang diinginkan dari pesantren," terangnya.
"Sehingga satu tahun anggaran ke depan bisa kita manfaatkan sepenuhnya untuk kebutuhan pesantren apakah terkait teknologi informasi, program pengembangan bisnis pesantren, hingga pelatihan-pelatihan digitalisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pesantren," lanjunya.
Untuk itu, tambah Gus Men, kepada para kyai dan gus pengasuh pesantren yang hadir dalam saresehan untuk dapat memberi masukan agar kemudian dapat diterjemahkan oleh tim Kemenag menjadi program.
"Saya tegaskan tidak ada tendensi politik dalam program Kemandirian Pesantren ini meskipun terus bergulir di tahun terakhir kepemimpinan saya sebagai Menteri Agama. Tahun ini kita sudah siapkan program digitalisasi untuk pesantren. Tujuan lainnya dari pertemuan ini adalah memperluas jejaring antar pesantren," tutupnya.
KOMENTAR ANDA