MUSEUM Batik Indonesia menjadi tuan rumah perayaan Hari Batik Nasional 2023 yang digelar Yayasan Batik Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, khususnya melalui Museum Batik Indonesia dan Kementerian.
Berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah, Museum Batik Indonesia berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek untuk museum dan cagar budaya. Baru menggelar soft launching pada 12 Oktober 2022 tepat di Hari Museum, bisa dikatakan saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang keberadaan museum ini.
“Saya merasa senang karena dihubungi oleh Ibu Shanty Leksono dan Ibu Diana Santosa dari Yayasan Batik Indonesia untuk menjadi tuan rumah Hari Batik Nasional 2023. Inilah kesempatan pertama kami menerima kunjungan publik, dan tentu saja menjadi momentum untuk publikasi Museum Batik Nasional,” ungkap Archangela Y. Aprianingrum selaku Kepala Unit Museum Batik Indonesia/Pamong Budaya Ahli Madya dalam Konferensi Pers Hari Batik Nasional di Senovarti, Jakarta pada Senin (25/9).
Archangela Y. Aprianingrum selaku Kepala Unit Museum Batik Indonesia (kedua dari kanan) dalam Konferensi Pers Hari Batik Nasional 2023/Dok. YBI
“Peran kami adalah untuk pelestarian budaya. Dan kita tahu bahwa pelestarian adalah sebuah proses yang panjang, karena itulah Museum Batik Indonesia dibangun untuk mengedukasi masyarakat tentang batik,” imbuhnya.
Museum Batik Indonesia didirikan sebagai tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai warisan budya takbenda UNESCO pada tahun 2009. Pemerintah merasa perlu mendirikan tempat pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik agar melekat sebagai jati diri dan identitas bangsa Indonesia.
Penelusuran Farah.id menunjukkan bahwa Kemendikbud mulai membangun Museum Batik Indonesia pada tahun 2014 dan menyelesaikannya pada tahun 2018.
Dari segi arsitektur, denah bangunan Museum Batik Indonesia menyerupai lipatan kain batik. Pada bagian depan museum terdapat sejumlah motif batik sebagai penghias, salah satunya adalah motif Kawung.
Ruang pameran tetap Museum Batik Indonesia terbagi tujuh yaitu Ruang Sejarah Batik Nusantara, Ruang Khazanah Batik Nusantara, Ruang Teknik Pembuatan Batik, Ruang Penggunaan Batik secara Tradisional, Ruang Perkembangan Batik, Galeri Kemasyhuran, dan Ruang Kesimpulan.
Terkait tema perayaan Hari Batik Nasional 2023 yaitu “Batik Bangkit”, Archangela Y. Aprianingrum mengatakan bahwa tantangan saat ini adalah bagaimana memperkenalkan batik kepada generasi muda, agar batik Indonesia tak hanya bisa bangkit selepas pandemi tapi juga berkelanjutan hingga masa depan.
“Banyak dari anak muda terutama Gen Z yang tidak mengetahui batik asli itu seperti apa. Batik merupakan pengetahuan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang nanti akan sampai ke Gen Z dan Gen Alfa. Karena itulah posisi Gen Z menjadi penting sebagai pewaris budaya,” ungkap Archangela Y. Aprianingrum.
“Biarkan Gen Z mengambil peran aktif sesuai keinginannya untuk melestarikan batik. Kita tahu bahwa ekosistem batik mulai dari bahan baku, proses pembuatan, hingga penjualan, memiliki mata rantai yang panjang. Beri kebebasan Gen Z untuk memilih posisi mana yang mau mereka tempati untuk melestarikan warisan budaya bangsa ini,” tegasnya.
Saat ini, Gen Z harus mendapat banyak pengetahuan dan informasi tentang batik. Di masa depan, giliran Gen Z menjadi pewaris batik yang harus mampu melaksanakan knowledge transfer untuk generasi selanjutnya.
Terkait edukasi, Archangela Y. Aprianingrum menyebutkan bahwa sudah ada universitas di Pekalongan yang memiliki jurusan batik. Demikian pula di jurusan Seni Kriya Institut Seni Indonesia, para mahasiswa juga belajar tentang pengembangan batik.
Pendidikan batik di Univ Pelalongan jurusan batik. Di Seni kriya ISi ada kriya tekstil, desainer-pengembangan teknologi batik. Sementara itu di tingkat sekolah, Kemendikbudristek kini memiliki P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang di dalamnya dibahas mengenai sosialisasi batik.
KOMENTAR ANDA