KEMENTERIAN Kesehatan RI mengantisipasi meningkatnya risiko penularan DBD (demam berdarah dengue) dan berbagai penyakit menular lain yang ditimbulkan oleh perantara vektor, yang kian marak selama fenomena El Nino.
Data yang dihimpun Farah.id menunjukkan bahwa suhu udara yang meningkat ditambah perubahan pola angin, juga bertambahnya tingkat kelembapan, dan perubahan curah hujan yang disebabkan El Nino mempengaruhi fase perkembangbiakan nyamuk penular penyakit.
Proses pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa yang awalnya terjadi dalam 13-15 hari, saat ini menjadi lebih singkat yaitu 6-7 hari diakibatkan suhu udara yang tinggi.
Fenomena El Nino yang terjadi beberapa bulan terakhir ini menyebabkan perkembangbiakan serangga penular penyakit—tidak hanya nyamuk penular DBD—menjadi lebih cepat dan lebih massif.
“Selama 10 tahun terakhir, kami melihat bahwa pengaruh El Nino tidak hanya pada penyakit DBD tapi juga berkorelasi sangat tinggi dengan hampir semua jenis penyakit tropi,” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu saat ditemui wartawan dalam Kampanye Pencegahan DBD di Jakarta, Rabu (27/9).
Mengutip sebuah penelitian, Dirjen Maxi mengatakan bahwa tidak hanya perubahan pada fase perkembangbiakan, suhu udara yang tinggi juga bisa membuat nyamuk dalam sehari dapat menggigit 5,5 kali lebih banyak dibandingkan saat suhu udara normal yang hanya dua hari sekali.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus untuk menekan risiko penularan penyakit DBD. Diperlukan kewaspadaan masyarakat untuk tidak lengah dan konsisten menjaga kesehatan di tengah perubahan iklim.
Tidak hanya 3M Plus (menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta gotong royong membersihkan lingkungan), Dirjen Maxi juga mengimbau masyarakat untuk divaksinasi demi mencegah tertular DBD akibat nyamuk Aedes Aegypti. Ia pun menegaskan bahwa vaksin tersebut telah mengantongi izin BPOM RI.
Demikian pula saat musim hujan tiba, kita harus mewaspadai banyaknya tempat perkembangbiakan nyamuk akibat curah hujan tinggi. BMKG memprediksi puncak musim panas akan terjadi pada bulan Oktober. Lalu kita akan memasuki musim hujan pada bulan November.
“Kemungkinan kasus terkait akan naik dan meledak pada akhir tahun ini hingga awal tahun depan,’ ujar Dirjen Maxi mewanti-wanti.
KOMENTAR ANDA