PRESIDEN Joko Widodo menyinggung industri jurnalistik dan media di dunia—termasuk di Indonesia, yang menurutnya sedang tidak baik-baik saja akibat kemajuan dunia digital yang teramat cepat.
Terkait kondisi tersebut, Presiden mengingatkan insan pers Tanah Air untuk selalu memegang teguh Kode Etik Jurnalistik, salah satunya diwujudkan dengan membuat berita yang faktual, berimbang, dan tidak mengandung kebohongan.
Di sisi lain, Presiden mengakui negara seringkali ketinggalan dalam membuat peraturan terkait pers. Pemerintah baru-baru ini dikabarkan sedang merancang Peraturan Presiden terkait Jurnalisme Berkualitas.
Bertujuan memerangi berita hoaks dan melindungi HAKI pembuat berita, rancangan Perpres ini ternyata mendapat protes keras dari kreator konten karena dianggap bisa mematikan mata pencaharian mereka.
Menurut Presiden Joko Widodo, berita yang dibuat asal viral seringkali memicu kemunculan informasi hoaks di jagat maya.
“Berita yang baik itu bukan berita yang asal viral, bukan yang sensasional, karena itu akan memicu beredarnya hoaks,” kata Presiden saat meresmikan pembukaan Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia di Istana Negara (25/9).
“Kode Etik Jurnalistik harus kita terus pegang teguh karena justru inilah nilai plus dari media dan pers dibandingkan citizen journalism. Sekali lagi, jangan terpancing karena viral atau bersaing karena hoaks dan jangan terpancing agar yang penting viral, itu yang harus dihindari,” tegasnya.
KOMENTAR ANDA