GADGET dan remaja sudah seperti dua sisi mata uang, menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Namun seperti diketahui, paparan cahaya gadget memiliki banyak risiko kesehatan. Baru-baru ini, ada seorang remaja yang divonis menderita bell's palsy dengan dugaan terlalu lama menatap layar gadget. Benarkah demikian?
Bell's palsy merupakan suatu kondisi di mana saraf wajah mengalami kelumpuhan, yang umumnya bersifat sementara, sifatnya lokal dan biasanya mengenai salah satu sisi wajah.
Tidak selamanya penyebab Bell's palsy dapat diidentifikasi. Namun, umumnya terkait dengan tekanan atau gesekan yang berulang dan berlangsung kronik, pada saraf tepi yang mengurus daerah wajah. Misalnya saja, akibat terpapar angin saat berkendara, akibat tekanan suatu benda yang dikenakan di area wajah, dan sebagainya.
Selain itu, kadangkala infeksi virus juga mungkin menyebabkan Bell's palsy. Gejala penyakit ini berupa mulut miring, baal pada sebelah wajah, pipi dan dagu terlihat turun sebelah, tidak dapat berkedip dan mengangkat alis.
Sejauh ini tidak diketahui adanya hubungan antara lamanya paparan menatap layar elektronik dengan timbulnya Bell's palsy. Umumnya, terlalu lama menatap layar elektronik akan berdampak pada kesehatan mata dan dapat mengganggu pola tidur seseorang. Mata akan lebih cepat mengalami kelelahan, iritasi, dan kelainan refraksi.
Radiasi yang dikeluarkan oleh barang elektronik juga mungkin mengganggu kerja organ penglihatan. Selain itu, terlalu lama menunduk dapat menimbulkan cedera dan gangguan pada tulang belakang servikal (area leher), sehingga menimbulkan rasa nyeri, kaku leher, dan sakit kepala. Maka itu, sebaiknya anda batasi menatap layar elektronik hanya untuk mengerjakan hal penting dan produktif.
KOMENTAR ANDA