KNPS membentangkan spanduk, mengajak warga peduli tingginya angka stunting di Indonesia/Ist
KNPS membentangkan spanduk, mengajak warga peduli tingginya angka stunting di Indonesia/Ist
KOMENTAR

STUNTING masih menjadi pembahasan serius di Indonesia. Kementeria Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, 25 Januari 2023, di mana prevalensi stunting turun dari 24,4% menjadi 21,6% (2021-2022). Namun, angka tersebut masih tetap tinggi.

Presiden Joko Widodo sendiri menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada 2024 mendatang. Tentunya, target tersebut bisa tercapai bila ada kolaborasi antar pemerintah dan masyarakat.

Salah satu bentuk koordinasi tersebut, salah satunya telah dijalankan Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS). Ketua KNPS David Hamka mengatakan, dirinya bersama relawan telah melakukan aksi sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting di Jakarta, Sabtu (30/9) kemarin.

Dalam kegiatan itu, KNPS membentangkan spanduk, poster, dan membagikan celengan cegah stunting kepada masyarakat.

Sementara itu, Dewan Penasihat KNPS dr Ngabila Salama, MKM mengatakan, akan sangat sulit ‘mengembalikan’ anak yang ditemukan sudah dalam keadaan stunting. Sebab seperti penyakit kanker, stunting merupakan stadium akhir.

Selain itu, KNPS berencana melakukan audiensi dengan Menteri Kesehatan RI untuk sinkronisasi program stunting oleh pemuda yang langsung turun ke lapangan. Salah satu peran kunci adalah pasukan akar rumput, yang terdiri dari kader, RT, RW, tokoh agama, dan masyakarat.

Juga melakukan edukasi terkait empat cara penting pencegahan stunting, yaitu:

  1. Cukupkan kebutuhan protein hewani keluarga.
  2. Siapkan fisik dan mental calon ibu yang baik agar terhindar dari anemia, berbagai penyakit, dan memahami cara pola asuh yang baik, termasuk pentingnya ASI ekslusif.
  3. Melengkapi imunisasi gratis dari pemerintah.
  4. Melakukan proteksi dini di posyandu per bulan.

Selain membawa pesan utama zero stunting, KNPS juga mendukung penuh langkah Menkes RI sebagai Bapak Gerakan Anti Stunting Indonesia (BGS Indonesia) untuk mengentaskan stunting. Mereka juga melakukan kolaborasi pentaheliks antara pelaku usaha/swasta, masyarakat, akademisi, dan pers/media.

Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS) adalah sebuah organisasi baru yang terdorong dari kepedulian akan tingginya angka stunting di Indonesia. KNPS telah terbentuk di 15 provinsi di Indonesia dengan program utama adalah menginfluence para perokok aktif untuk mengurangi konsumsinya dan dibelikan produk berprotein tinggi, yaitu telur. Juga, melakukan sosialisasi masif melalui berbagai kanal media sosial.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News