PEMERINTAH Malaysia akan menutup sejumlah sekolah karena kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah semakin tebal. Menurut pemerintah setempat, indeks polusi udara (API) sudah sangat buruk, dan jika mencapai angka 200 maka mereka akan menutup sekolah dan taman kanak-kanan serta menciptakan hujan buatan.
Langkah penutupan ini sudah diumumkan oleh Departemen Lingkungan Malaysia pada Senin (2/10) malam. Dan saat ini, situasi kabut asap dan kualitas udara terus memburuk, berisiko pada kesehatan publik dan membuat khawatir sejumlah operator wisata serta maskapai penerbangan.
Malaysia mencatat, ada 11 wilayah yang mengalami API tidak sehat. Bahkan mereka menuduh Indonesia sebagai biang keladinya. Sebab, Departemen Lingkungan Hidup Mlaysia mendeteksi ada 250 titik panas yang mengindikasikan kebakaran di Sumatera dan Kalimantan.
Di Indonesia sendiri, salah satunya di Banjarmasin, sudah menetapkan status darurat atas kebakaran hutan dan lahan ini.
Rabu (4/10), Pemkot Banjarmasin, Kalimantan Selatan menetapkan status siaga darurat kabut asap akibat karhutla ini. Status tersebut berlaku hingga 30 Oktober 2023. Hal ini disampaikan Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkot Banjarmasin Machli Riyadi.
Sebenarnya, sejak 1 Agustus lalu melalui SK Wali Kota Banjarmasin telah ditetapkan tentang status siaga penanggulangan bencana kebakaran hutan dan/atau lahan serta kekeringan di sana.
Karenanya, tuduhan ini dibantah oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya, yang menegaskan tidak ada kabut asap lintas perbatasan. Ia kemudian menunjukkan gambar ASMC yang menurutnya hanyalah kabut asap biasa.
KOMENTAR ANDA