Teliti sebelum membeli air mineral dalam kemasan. Perhatian angka yang tertera dan pastikan BPA free/Net
Teliti sebelum membeli air mineral dalam kemasan. Perhatian angka yang tertera dan pastikan BPA free/Net
KOMENTAR

KANDUNGAN zat kimia Bisfenol A (BPA) pada gallon air mineral baru-baru ini kembali menjadi perhatian dan perbincangan publik setelah seorang influencer dan juga dokter, yaitu Richard Lee, mengangkat topik tersebut di media sosial.

Di media sosialnya, dr Richard Lee mengaku mendatangkan seorang ahli untuk membahas bahaya BPA bagi kesehatan manusia, yaitu Profesor Junaidi Khotib seorang guru besar dari Universitas Airlangga, Surabaya.

Menurut Lee, Prof Junaidi memberikan keterangan bahwa air minum kemasan yang sering dibeli masyarakat banyak sekali menggunakan polikarbonat atau secara ilmiah bisa dikatakan banyak mengandung cemaran BPA.

Mendengar ini, Richard Lee mengaku terkejut karena ia adalah salah satu konsumen yang sering kali menggunakan air mineral kemasan untuk dikonsumsi sehari-hari. Padahal, produk yang dibelinya terbilang mahal dan tentunya terbaik.

Bagaimana bisfenol A bisa membahayakan kesehatan manusia?

Bisfenol A atau BPA adalah zat kimia yang digunakan dalam proses industri untuk membuat polikarbonat, yaitu plastik keras yang sering digunakan sebagai wadah penyimpanan makanan dan minuman.

Dalam kondisi tertentu, BPA dapat bermigrasi dari kemasan polikarbonat ke air mineral yang dikemasnya. Ketika air diminum, BPA akan masuk ke dalam tubuh dan diolah dalam organ hati kemudian dikeluarkan bersama urin. Karenanya, BPA dikategorikan sebagai zat kimia yang bisa mengganggu hormon.

Sebuah studi telaah pada 2013 menjabarkan kaitan BPA dengan dampak kesehatan seperti fertilitas, fungsi seksual pria, berkurangnya kualitas sperma, kanker payudara, obesitas, hingga keguguran.

International Society for Autism Research (2015) juga menemukan kaitan antara BPA dengan autisme pada anak.

Mengingat ada banyak potensi bahaya BPA untuk kesehatan, pastikan meminimalkan paparan zat kimia ini, terutama dari barang-barang yang berhubungan dengan makanan dan minuman.

Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Indah Suksmaningsih menjelaskan, dengan prinsip kehati-hatian, lebih baik kalau ragu jangan diminum. Indah meminta konsumen lebih cerdas dan teliti.

Gunakan produk yang berlabel BPA Free atau hindari konsumsi makanan kalengan dan tinggalkan makanan atau minuman dalam wadah plastic berkode nomor 3 dan 7. Agar lebih aman, gunakan wadah makanan dan minuman berbahan kaca, keramik, atau stainless steel, terutama makanan dan minuman panas.

Jangan pula memanaskan wadah plastik, menyimpannya di bawah paparan sinar matahari langsung, atau menggunakannya untuk mengukus atau menghangatkan makanan.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health