SEBETULNYA Rasulullah lebih suka berperang di dalam kota Madinah, sebab lebih efektif menghadapi jumlah musuh yang banyak. Namun, anak-anak muda terus mendesak berperang di luar kota, yang membuat penduduk Madinah ikut-ikutan menyetujuinya.
Akhirnya beliau menerima hasil musyawarah, yaitu berperang dengan menyongsong musuh di luar Madinah.
Nabi berkata, “Dengarkan dan taatilah apa yang saya perintahkan kepada kalian. Dengan tetap kuat dan tabah, kemenangan akan ada di tangan kita.”
Selepas shalat Ashar, Rasulullah dan pasukannya bergerak menuju Gunung Uhud. Ketika beristirahat, Abdullah bin Ubay dan 300 orang lainnya membelot. Mereka tidak mau ikut berperang dan memilih pulang ke Madinah.
Abdullah bin Ubay adalah tokoh munafik yang berpura-pura memeluk agama Islam. Akibat pembelotan Abdullah bin Ubay dan 300 prajuritnya, maka pasukan Islam yang semula 1.000 orang, berkurang menjadi 700 orang.
Hampir saja Bani Salamah dan Bani Haritsah ikut-ikutan pulang bersama kaum munafik tersebut. Akan tetapi Allah Swt memberikan kekuatan hati kepada mereka sehingga kedua suku Madinah itu pun tetap bertahan bersama pasukan Nabi Muhammad.
Akram Dhiya' AI-Umur dalam buku Seleksi Sirah Nabawiyah (2022: 411) menjelaskan, menurut penuturan Al-Waqidi, pembelotan orang-orang munafik terjadi di daerah Syaikhain, dekat wilayah Uhud. Al-Qur'an Al-Karim menjelaskan bahwa ajakan membelot yang disampaikan oleh Abdullah bin Ubay kepada orang-orang munafik justru ada gunanya, yakni untuk membersihkan barisan orang-orang mukminin sehingga di tengah-tengah mereka tidak ada lagi orang yang merasa gemetar dan ketakutan.
Surat Ali Imran ayat 179, yang artinya: “Allah tidak akan membiarkan orang-orang mukmin dalam keadaan sebagaimana kamu sekarang ini, (tetapi Allah akan mengujinya) sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik.”
Gunung Uhud berada di sebelah utara Madinah. Di sanalah Nabi Muhammad membagi tugas kepada pasukannya. Rasulullah menunjuk 50 pemanah jitu yang bertugas melindungi pasukan muslimin. Pasukan pemanah disiagakan di lereng gunung Uhud. Nabi mengingatkan mereka tidak boleh turun gunung, baik itu di saat muslimin menang atau kalah.
Pihak Quraisy mengibarkan bendera kebanggaan mereka. Di perkemahan mereka malah sibuk dengan persiapan pesta kemenangan. Dengan keunggulan jumlahnya, kaum musyrikin yakin memenangkan pertempuran.
Menjelang perang meletus, terjadi lagi sesuatu yang mengejutkan. Abu Amir yang merupakan salah seorang pemimpin suku Aus berkhianat. Dia beserta 15 orang pengikutnya menyeberang dan berpihak kepada pasukan Quraisy.
Abu Amir menyeru orang-orang suku Aus untuk mengikutinya. Dia berkata, “Saudara-saudara Aus, aku adalah Abu Amir!”
Orang-orang suku Aus yang lainnya justru marah. Mereka membalas, “Allah tidak akan memberikan kemenangan padamu, hai pengkhianat!”
Kini 700 prajurit Islam harus menghadapi musuh yang jumlahnya lebih dari empat kali lipat. Nabi Muhammad menyiagakan mereka berperang demi melindungi agama. Rasulullah mengobarkan semangat mereka berjuang demi menjaga iman yang bertakhta di hati.(F)
KOMENTAR ANDA