SEBAGAI negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia diminta berperan lebih banyak dalam upaya mendamaikan konflik Palestina-Israel. Bersama dengan negara-negara Islam dan negara berpenduduk mayoritas Islam lain perlu membangun solidaritas internasional yang dapat memaksa Israel menghentikan agresi militernya.
Pengamat politik luar negeri Center for Indonesian Reform (CIR) Hidayaturrahman, menilai peran pemerintah Indonesia dalam membantu kemerdekaan Palestina belum optimal. Sejauh in,i peran yang dijalankan terkesan sebatas diplomasi yang tidak menghasilkan keputusan politik global yang efektif.
Karena itu, Hidayat mengusulkan agar pemerintah membentuk Komisi Solidaritas Kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Komisi ini yang nantinya bekerja secara khusus menghimpun semua potensi negara untuk membantu terciptanya perdamaian di sana.
“Aksi solidaritas masyarakat Indonesia pada penderitaan rakyat Palestina kali ini dapat diarahkan untuk mendorong pemerintah membentuk komisi yang merupakan aksi lanjutan dari terbentuknya berbagai aliansi solidaritas masyarakat dengan berbagai latar belakang. Dengan komisi ini, maka gerakan yang awalnya hanya sebagai aksi moral, biasa berubah menjadi agenda politik negara,” kata Hidayat.
Bukan sekadar formalitas, karena membebaskan Palestina dari penjajahan Israel memerlukan keputusan politik dari negara-negara dunia. Tidak cukup hanya aksi-aksi massa di berbagai negara.
“Rakyat Indonesia memiliki utang sejarah pada rakyat Palestina sebagai negara pertama yang mengakui kedaulatan dan kemerdekaan. Karena itu, sudah sepatutnya segala upaya dilakukan agar utang sejarah tersebut dapat dibayar lunas atas dasar nilai-nilai kemanusiaan,” ucap Hidayat.
KOMENTAR ANDA