Contoh susu formula untuk balita di China/Nutraingedient Asia
Contoh susu formula untuk balita di China/Nutraingedient Asia
KOMENTAR

PERUSAHAAN makanan terbesar di dunia Nestlé berencana menutup salah satu pabriknya yang memproduksi susu formula bayi dengan alasan penurunan tajam angka kelahiran di China. Kasus ini merupakan sebuah contoh baru mengenai dampak global dari krisis demografi China.

Nestlé pada hari Rabu (18/10) mengatakan bahwa mereka akan menutup pabrik susu formula Wyeth Nutrition di Askeaton, sebuah kota di Irlandia, pada kuartal pertama tahun 2026 kecuali mereka berhasil mendapatkan pembeli. Pabrik tersebut membuat produk susu formula khusus untuk diekspor ke pasar di Asia.

Pengumuman ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana penurunan populasi China dapat berdampak pada perusahaan-perusahaan Barat yang menjual barang dan jasa di negara tersebut.

Populasi yang menua telah membebani pertumbuhan ekonomi China, dan para pembuat kebijakan khawatir bahwa menyusutnya angkatan kerja dapat mengancam stabilitas ekonomi dan sosial dalam jangka panjang.

“Jumlah bayi baru lahir di China telah menurun tajam dari sekitar 18 juta per tahun pada tahun 2016 menjadi kurang dari 9 juta bayi yang diproyeksikan pada tahun 2023. Pasar, yang sebelumnya bergantung pada produk susu formula impor, juga mengalami pertumbuhan pesat pada produk-produk produksi lokal,” kata Nestlé dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir CNN.

Pusat penelitian dan pengembangan Nestlé di pabrik tersebut akan ditutup setahun sebelumnya. Pekerjaan di kedua fasilitas tersebut akan dialihkan ke pabrik yang ada di Tiongkok dan Swiss.

Penutupan yang direncanakan ini menempatkan 542 pekerjaan dalam risiko dan Nestlé mengatakan akan memulai proses konsultasi dengan para karyawan. “Secara paralel, selama masa konsultasi ini kami tetap terbuka terhadap pendekatan dari pembeli yang kredibel,” tambah perusahaan tersebut.

Penjualan Nestlé di seluruh dunia terpuruk tahun ini karena kenaikan harga produk-produknya, termasuk kopi Nescafé dan coklat batangan KitKat.

Pertumbuhan penjualan dalam sembilan bulan pertama tahun ini, yang dilaporkan oleh perusahaan pada hari Kamis, meleset dari ekspektasi analis, menyebabkan sahamnya turun lebih dari 2 persen.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News