DALAM sejarahnya, Yahudi termasyhur sebagai kaum pembunuh nabi-nabi. Keturunan Yahudi masih tarus melakukan kejahatan serupa dengan melakukan upaya pembunuhan terhadap Rasulullah. Salah satu peristiwa yang mencengangkan adalah percobaan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Saw oleh seorang wanita Yahudi bernama Zainab binti Al-Harits.
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Syarah Syama'il Nabi Muhammad (2016, 224-225) menjelaskan, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kaum Yahudilah yang sebenarnya meletakkan racun pada daging paha tersebut. Mereka menugaskan seorang wanita bernama Zainab binti Al-Harits untuk membuatkan makanan untuk beliau dan meletakkan racun di atasnya. Mereka bermaksud hendak membunuhnya.
Lantas Zainab bertanya, “Bagian daging mana yang paling dia sukai?”
Dijawab, “Daging bagian paha.”
Wanita itu kemudian meletakkan racun pada daging kambing secara keseluruhan, namun memperbanyak kadar racun pada daging bagian paha.
Ketika beliau menggigitnya (dengan gigi depan), Allah Swt menjadikan daging paha itu berbicara. la memberitahunya bahwa daging tersebut beracun. Akhirnya Nabi pun membuang makanan yang berada di dalam mulutnya.
Zainab berkata, “Aku berkata, kamu seorang raja, sekarang kami bisa hidup tenang darimu dan jika kamu seorang nabi, maka Allah akan melindungimu.”
Nabi tidak mengalami dampak apa-apa dari daging ini. Tetapi sahabat bernama Bisyr bin AI-Bara' sudah memakan daging tersebut. la pun meninggal karenanya. Pihak keluarganya menuntut darah Zainab. la kemudian ditangkap dan dibunuh.
Ini membuktikan bahwa beliau memang seorang utusan Allah. Sebab dirinya dilindungi dengan mukjizat. Betapa banyak raja-raja hebat yang mati diracun, misalnya Alexander The Great, yang disebut-sebut keturunan Dewa Zeus. Namun, tetap saja raja-raja hanyalah manusia biasa yang bisa mati diracun.
Sedangkan Rasulullah adalah seorang nabi. Beliau selalu dilindungi oleh Allah. Bahkan atas izin-Nya daging domba itu pun dapat mengabarkan perihal racun yang dikandungnya. Kejadian ini membuktikan kebenaran atas kenabian Rasulullah.
Peristiwa tragis ini adalah contoh nyata bagaimana kaum Yahudi memelihara sifat khianat pada diri mereka. Nabi Muhammad telah berbuat baik dengan mengampuni pengkhianatan kaum Yahudi, tetapi masih saja mereka berkhianat lagi dengan meracuni Rasulullah.
Sambil mencermati kejadian keji yang dilakukan wanita Yahudi ini, hendaknya umat Islam tidak berhenti mewaspadai berbagai intrik Yahudi, baik itu yang terang-terangan atau tersembunyi. Namun, yakinlah bahwa kebenaran selalu menang atas kejahatan.(F)
KOMENTAR ANDA