KRISIS kemanusiaan yang terjadi di Gaza menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Belanda Hanke Bruins Slot di Jakarta, pada Selasa (31/10).
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menegaskan kembali posisi Indonesia yang fokus membela kemanusiaan.
“Indonesia tidak akan mundur membela keadilan dan kemanusiaan rakyat Palestina,” ungkap Menlu Retno dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Menlu Belanda.
Menlu Retno juga menyatakan keheranannya karena Dewan Keamanan PBB gagal menghasilkan resolusi untuk menuntaskan krisis kemanusiaan di Gaza sejak serangan Israel pada 7 Oktober.
Data yang dihimpun Farah.id menunjukkan ada empat rancangan resolusi terkait jeda kemanusiaan dan gencatan senjata kemanusiaan gagal diadopsi akibat penggunaan hak veto sejumlah anggota tetap DK PBB yang terdiri dari Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Terakhir, Dewan Keamanan PBB pada Senin (30/10) menggelar pertemuan untuk mendengarkan laporan dari lembaga-lembaga PBB yang bertugas di Timur Tengah, termasuk tentang kondisi terkini Palestina.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Badan PBB untuk Anak-Anak (UNICEF), dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) memaparkan situasi masyarakat Gaza yang makin memburuk dari hari ke hari.
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menyebutkan bahwa kehancuran dan tragedi kemanusiaan di Gaza sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Fakta di lapangan juga disampaikan Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell bahwa lebih dari 420 anak terbunuh dan terluka setiap hari di Gaza. Sementara Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan sudah lebih dari 8.000 warga Palestina meninggal dunia dan puluhan ribu warga terluka.
Russell mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera melaksanakan resolusi berdasarkan hukum internasional yaitu melakukan gencatan senjata dan mengizinkan bantuan kemanusiaan dapat diakses tanpa hambatan.
KOMENTAR ANDA