Ajarkan anak mampu berempati sejak dini/Freepik
Ajarkan anak mampu berempati sejak dini/Freepik
KOMENTAR

USIA remaja adalah masa membingungkan. Peralihan dari anak-anak menjadi ‘bukan lagi anak-anak’ menyebabkan banyak hal berbeda bagi setiap remaja.

Ada yang berhasil menemukan teman ‘sefrekuensi’ sehingga bisa melalui masa galau dengan baik karena memiliki bestie yang menjadi shoulder to cry on.

Namun banyak pula yang harus berjibaku dengan perasaan rendah diri, takut ditolak, atau sulit beradaptasi, hingga akhirnya memilih menjadi pribadi yang cuek dengan sekitarnya.

“Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, mereka sedang mencari minat dan hobi yang sesuai dengan diri mereka,” ungkap Retno Ekapuri, S.Pd., M.Si., praktisi pendidikan sekaligus guru bimbingan konseling di SMA saat diwawancarai Farah.id (1/11)

“Karena itulah, kalau kita ingin membuat remaja bisa lebih memperhatikan keadaan sekitar mereka, alangkah baiknya kita menghadirkan topik atau kegiatan yang sesuai dengan minat mereka,” imbuhnya.

Lantas bagaimana cara kita menumbuhkan rasa empati di hati anak remaja?

Kita mengetahui bahwa ketika seseorang tumbuh tanpa memiliki empati, maka dia cenderung menjadi orang yang tidak peduli dengan sekitarnya, egois, atau bahkan menjadi antisosial. Akan sulit baginya memiliki teman karena dia menjadi sosok pribadi yang akan dijauhi.

“Untuk menumbuhkan empati anak remaja, kita dapat mengikutsertakan mereka dalam kegiatan yang sifatnya membantu,” ungkap perempuan yang akrab disapa Puput itu. 

Contohnya, kita mengajaknya mengunjungi panti wreda. Kita bisa menjadikannya ‘ketua panitia’ yang memikirkan apa saja bantuan yang bisa diberikan kepada para lansia. Dengan begitu, anak bisa belajar memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, dengan memakai perspektif orang lain.

“Dan yang pasti, orang tua harus selalu hadir utuh dan memberikan contoh terbaik. Jika ingin remaja kita memiliki empati, maka kita sebagai orang tua harus mencontohkan bagaimana menjadi manusia yang mampu berempati. Mulailah dari hal kecil, bagaimana kita menghargai orang lain dan mampu mengelola emosi dengan baik,” tutup Puput.




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting