SATU-SATUNYA rumah sakit yang menjadi pusat rujukan diagnosis dan pengobatan kanker di Jalur Gaza, Turkish Palestinian Friendship Hospital, terpaksa berhenti beroperasi akibat kehabisan bahan bakar di tengah agresi Israel.
“Kami memberitahukan kepada dunia, jangan biarkan pasien kanker mengalami kematian karena rumah sakit tidak dapat berfungsi,” kata Direktur Rumah Sakit, Subhi Sukeyk dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (1/11).
Sukeyk mengonfirmasi bahwa fasilitas pengobatan sudah tidak lagi berfungsi.
Menteri Kesehatan Palestina May Alkaila mengungkapkan bahwa 16 dari 35 rumah sakit di Gaza telah berhenti beroperasi akibat pemboman dan kehabisan bahan bakar. Sebanyak 70 pasien kanker yang dirawat di Rumah Sakit Persahabatan Turki harus menghadapi kemungkinan kehilangan nyawa mereka.
“Kehidupan 70 pasien kanker di rumah sakit sangat terancam,” ujar Alkaila dalam sebuah pernyataan.
Alkaila mengatakan bahwa hanya 81 pasien dari ribuan korban luka yang diperbolehkan meinggalkan Jalur Gaza dan akan dipindahkan ke Mesir untuk diobati.
Kelompok medis Medecins Sans Frontieres (MSF) yang dikenal sebagai Doctors Without Borders ini mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah dirusak oleh serangan roket pada 30 Oktober lalu.
“Pihak berwewenang Israel terus mencegah masuknya bahan bakar ke Gaza yang sangat penting untuk memberi daya pada rumah sakit. Selain itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan diserang selama serangan gencar yang mengerikan ini,” ungkap MSF.
Berdasarkan hasil penelusuran Farah.id, selain pasien kanker yang mengalami kerentanan medis di tengah pengeboman besar-besaran, perempuan hamil juga turut menghadapi kemungkinan melahirkan tanpa dukungan dari para medis.
KOMENTAR ANDA