REPUTASI kaum Yahudi memang buruk sejak zaman dahulu kala. Di antara kejahatan leluhur mereka itu adalah membunuh nabi-nabi utusan Allah. Padahal Allah mengutus para nabi untuk menunjukkan kepada jalan kebenaran. Tetapi kaum Yahudi bukan menerima Cahaya Hidayah, justru menyingkirkan nabi-nabi secara brutal.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 91 dijelaskan: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Mengapa kamu (kaum Yahudi) dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?”
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (1999: 171) menjelaskan, arti ayat di atas jika dijelaskan sebagai berikut: apabila kamu benar mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan kepadamu, lalu mengapa kamu membunuh nabi-nabi yang datang kepadamu dengan membenarkan Taurat yang ada padamu, berhukum kepada isinya, dan tidak mengubahnya, sedang kamu mengetahui kebenaran mereka. Kamu membunuh mereka karena iri, dengki, dan sombong kepada rasul-rasul Allah. Kamu hanya mengikuti hawa nafsu, pendapat, dan keinginanmu belaka.
Al-Qur’an bukan hanya menegaskan bahwa kaum Yahudi itu gemar menghabisi nabi-nabi, tetapi juga membongkar motif buruk di balik kekejian mereka. Alasannya adalah iri dengki dan juga kesombongan.
Apabila sifat dengki dan sombong menyatu-padu, maka orang tersebut akan gelap mata dan merasa dirinya adalah yang paling benar. Tidak dipedulikannya lagi perikemanusiaan dan perikeadilan, sebab dengan melakukan pembunuhan kaum Yahudi terus menancapkan dominasinya.
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan dalam buku Syarah Problematika Jahiliyah (2018: 131) menjelaskan, jika kalian mengikuti apa yang diturunkan kepada Musa, mengapa kalian membunuh para nabi? Apakah diturunkan kepada Musa perintah untuk membunuh para nabi?
Mereka telah membunuh Zakaria dan Yahya serta berkeinginan untuk membunuh Isa Alaihis-salam, lalu Allah Ta’ala mengangkatnya dan menjaganya dari kejahatan Yahudi. Mereka juga ingin membunuh Nabi Muhammad Saw, karena memang itulah keinginannya.
Mereka mendustakan sebagian rasul dan membunuh sebagian mereka, mengapa? Karena para rasul itu membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Kaum Yahudi membenci dan membunuhi nabi-nabi sebab ajaran yang dibawa tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Liciknya lagi, kendati terbukti sebagai pembunuh para nabi, kaum Yahudi lihai menghadirkan pembenaran atas kejahatan mereka. Bahkan kaum Yahudi itu masih mengaku beriman kepada Tuhan dan kitab Taurat, yang merupakan kedok belaka untuk menutupi kebusukan hati.
Bagaimana bisa mereka mengaku beriman, dan berpegang dengan kitab Taurat, sedangkan yang kaum Yahudi bunuh adalah nabi-nabi yang notabene utusan Tuhan? Jelas sekali kebohongan besar sudah menjadi trik Yahudi dalam mencari pembenaran atas kejahatannya.
Sayyid Quthb pada Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Edisi Istimewa Jilid 1 (2000: 163) menguraikan, mengapa kamu membunuh nabi-nabi Allah sebelum itu, kalau memang kamu benar-benar beriman kepada kitab yang diturunkan kepadamu? Padahal, nabi-nabi itulah yang dating kepadamu dengan membawa kitab yang kamu klaim bahwa dirimu beriman kepadanya?
Tidak!
Bahkan, sebenarnya kamu kafir kepada apa yang dibawa oleh Nabi Musa kepadamu, nabimu yang pertama dan penyelamatmu yang agung. Bayangkan, nenek moyang kaum Yahudi mengalami perbudakan yang menyedihkan di Mesir, lalu Allah mengutus Nabi Musa sehingga berhasil menyelamatkan mereka.
Namun, dalam sejarah yang berabad-abad lamanya, kaum Yahudi malah membunuhi nabi-nabi penyelamat tersebut.
Jika sejarah panjang nenek moyang Yahudi adalah membunuh nabi-nabi, maka tidaklah mengherankan apa yang dilakukan keturunan Yahudi dewasa ini. Buah jatuh memang tidak jauh dari akarnya.
KOMENTAR ANDA