(Ki-Ka) Ahmed Kurnia-Amy Atmanto-Lee Wu-yeol di Roemah Djan (5/12)/Farah-Agung Hadiawan
(Ki-Ka) Ahmed Kurnia-Amy Atmanto-Lee Wu-yeol di Roemah Djan (5/12)/Farah-Agung Hadiawan
KOMENTAR

KOREAKINI menggelar seminar internasional bertajuk “Fly Together for Another 50 Years” bertempat di Roemah Djan, Jakarta Pusat pada Selasa (5/11).

Acara yang dihadiri Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia H. E. Lee Sang-deok dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Djan Faridz ini ini diisi dengan serangkaian acara yaitu talk show, penampilan atlet cilik taekwondo, fashion show, dan pengumuman pemenang Essay Writing Competition.

Talk show pertama mengambil tema “Nurturing Alternative Economy: Green Economy & Sharia Economy” menghadirkan dua narasumber yaitu CEO KB Bukopin Lee Wu-yeol dan Pengurus Komite Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Amy Atmanto.

Pembicara dan moderator bersama Founder & Pemimpin Redaksi Farah.id (Foto: Agung Hadiawan)

Dalam talk show yang dipandu CEO BUMN Track Ahmed Kurnia tersebut, kedua pembicara sepakat bahwa ekonomi hijau dan ekonomi syariah menjadi model ekonomi yang mampu menjawab tantangan zaman secara global.

Untuk green economy, diketahui bahwa kedua negara tengah berupaya mewujudkannya, termasuk dengan kehadiran energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan serta perbaikan regulasi yang lebih pro-rakyat.

Anggota DPRD DKI Jakarta Syahrial (Foto: Agung Hadiawan)

Sedangkan untuk ekonomi syariah, potensi besar ini dipahami betul oleh KB Bukopin yang melihat geliat ekonomi dan keuangan syariah tak hanya di Indonesia tapi juga di tingkat global.

Ketertarikan terhadap ekonomi syariah diungkapkan CEO Bukopin Lee Wu-yeol. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran perbankan syariah. Ia bahkan mengatakan bukan tidak mungkin akan mencoba menghadirkan bank syariah di Korea Selatan. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari geliat industri ekonomi halal yang dari tahun ke tahun semakin besar pasarnya.

Contoh konkret adalah tren pariwisata halal yang semakin diminati tidak hanya di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, termasuk di Korea.

Sementara itu, Komite Pengurus Komite Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Amy Atmanto menjelaskan bahwa perempuan adalah sosok yang paling tepat untuk bisa mengembangkan ekonomi hijau maupun ekonomi syariah karena menjadi ‘penggerak’ di lingkup terkecil masyarakat yaitu keluarga.

Peserta mahasiswa bertanya kepada narasumber (Foto: Agung Hadiawan)

Dalam paparannya, desainer papan atas Indonesia ini mengungkapkan bahwa industri kreatif merupakan salah satu sektor ekonomi yang erat kaitannya dengan ekonomi hijau maupun ekonomi syariah. Bisa dilihat dari berkembangnya bisnis kuliner halal dan modest fashion.

“Pemberdayaan perempuan dan keluarga bisa dilakukan dalam beragam bentuk. Saya contohnya, sebagai seorang desainer, menghasilkan karya busana tentu melibatkan kontribusi banyak orang, terutama para perempuan (mulai dari perajin, penjahit, pemasang ornamen baju, marketing, pegawai butik, hingga jasa ekspedisi), termasuk melibatkan para difabel agar bisa berdaya dan mandiri secara ekonomi,” ungkap pemilik perusahaan Royal Group ini.

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Erika Takidah (Foto: Agung Hadiawan)

Antusiasme peserta talk show ditandai dari banyaknya komentar dan pertanyaan yang diajukan kepada kedua pembicara seputar implementasi ekonomi hijau dan ekonomi syariah serta tantangan yang dihadapi. Dua di antaranya disampaikan Anggota DPRD DKI Jakarta Syahrial dan Dosen Universitas Negeri Jakarta Erika Takidah.

Acara seminar internasional “Fly Together for Another 50 Years” didukung oleh Farah.id, RMOL.id, RMOL Aceh, Bank Syariah Indonesia, Permodalan Nasional Madani, Kahf, Nibras House, Dapur Coet, Seharum Kue, Gianti by Lala Gozali, Mariline Indonesia, Nina Nugroho, dan Malik Moestaram.




Kalbe Nutritionals melalui DiabetaCare Luncurkan Kampanye GESIT (Gerakan Sadar Diabetes) untuk Mendorong Hidup Aktif dan Sehat bagi Diabetesi

Sebelumnya

Perkaya Rasa Asia, Sania Royale Hadirkan Minyak Wijen Murni Bersertifikat Halal dengan Kandungan Lignan Tertinggi di Kelasnya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E