PEMERINTAH Korea Selatan mengonfirmasi satelit mata-mata pertamanya telah berhasil mencapai orbit setelah roket SpaceX sukses dalam peluncurannya.
Satelit mata-mata dari Korea Selatan, yang dibawa oleh roket Falcon 9 SpaceX yang dimiliki oleh Elon Musk, mengintensifkan ajang adu kekuatan antariksa di semenanjung Korea.
Pada hari sabtu (2/12) Kementerian Pertahanan Korea Selatan memberitahukan bahwa satelitnya berhasil mencapai orbit setelah roket SpaceX lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, pada hari Jumat (1/12) pukul 10:19 waktu setempat (1819 GMT).
“Satelit tersebut diluncurkan pukul 03.19 waktu Seoul dan berhasil dipisahkan dari proyektil 11 menit kemudian dan masuk ke dalam lintasan orbit yang ditargetkan,” ujar Kementerian Korea Selatan.
“Kami telah mengonfirmasi komunikasinya dengan komando darat,” imbuhnya
Dengan keberhasilannya Korea Selatan tidak merasa cukup, karena rencananya akan ada empat satelit pengintai tambahan yang diluncurkan pada akhir tahun 2025.
Harapannya, satelit pengintai itu dapat menjadi “mata” bagi sistem serangan Preemptive Kill Chain Korea Selatan. Sebab satelit tersebut memungkinkan pendeteksian secara cepat pergerakan potensi serangan nuklir dan rudal Korea Utara.
Satelit mata-mata Korea Selatan yang mampu mendeteksi objek sekecil 30 sentimeter tersebut telah ditetapkan akan mengorbit antara 400 dan 600 kilometer (250 hingga 370 mil) di atas bumi, dikutip dari kantor berita Korsel, Yonhap.
“Mempertimbangkan resolusi dan kapasitasnya untuk observasi bumi... teknologi satelit kita berada di peringkat lima besar secara global,” ujar salah satu pejabat Kementerian Pertahanan Korsel.
Korea Utara sebelumnya juga berhasil meluncurkan satelit mata-mata yang diberi nama ‘Malligyong-1’ pada hari selasa (21/11). Ini merupakan upaya ketiga Pyongyang dalam
KOMENTAR ANDA