Ilustrasi kesepian di tengah keramaian/Bandungmu
Ilustrasi kesepian di tengah keramaian/Bandungmu
KOMENTAR

KESEPIAN telah menjadi tema yang sering dieksplorasi dalam literatur manusia sejak zaman kuno. Kesepian saat ini telah digambarkan sebagai rasa sakit sosial, sebuah mekanisme psikologis yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang agar mencari koneksi sosial.

Kesepian sering didefinisikan dalam kaitannya dengan keterhubungan seseorang dengan orang lain, atau lebih khusus lagi sebagai ‘pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi ketika jaringan hubungan sosial kekurangan dengan cara yang signifikan’.

Perasaan kesepian bisa terjadi kapan saja, bahkan di tengah keramaian. Rasa kesepian itu bisa terjadi karena adanya rasa tidak puas. Mungkin saja circle pertemanan yang ada hanya hadir saat situasi senang, tapi tidak bisa membersamai dalam keadaan apapun.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa semakin seseorang memiliki banyak teman, semakin rentan ia mengalami perasaan kesepian. Hal ini kemudian mendorong dirinya untuk terus berusaha mencari teman baru agar dapat menghilangkan rasa itu.

Riset terbaru mengungkap, 44 persen warga Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang. Hasil tersebut didapatkan dari survei online dengan 1.226 responden. Sebagian dari mereka telah menikah (82 persen), sedangkan 32 persen lainnya perantau dan 47 persen tinggal bersama orang tua.

Rata-rata usia responden yang dianalisis adalah 40 tahun. Namun, peserta keseluruhan berada di rentang umur 19 hingga 60 tahun, dengan latar pendidikan yang merata.

Peneliti utamanya adalah Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH. Ray merupakan peneliti, dokter komunitas, dan nutrisi. Ia pendiri dan ketua Health Collaborative Center dan aktis mengajar di Program Magister Kedokteran Kerja FKUI serta organisasi sosial dan ilmiah lain.

Ray menyebut, persentase 40 persen yang ditemukanmenandakan empat dari 10 warga Jabodetabek mengalami kesepian sedang. Jika dirinci lebih lanjut, ada sejumlah kelompok yang memiliki risiko kesepian derajat sedang lebih tinggi.

“Sebanyak 44 persen warga Jabidetabek mengalami kesepian sedang. Sementara, 6 persennya mengalami kesepian berat,” papar Ray dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (19/12).

Perlu dipahami, kesepian adalah hal manusiawi. Namun, terlalu seringpun bisa memberi dampak pada Kesehatan. Bahkan ada yang menyebut, bahwa merasa kesepian bisa memperpendek usia seseorang.

Masalah ini rentan terjadi pada seseorang yang telah memasuki usia 25. Mengutip dari Rush University Medical Center, seeorang yang telah memasuki usia pertengahan hingga usia lanjut, juga kerap mengalami masalah ini. Kondisi itu bisa meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk terserang Alzheimer.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family