BICARA tentang inovasi di bidang klinik kecantikan, dr. Ayu Widyaningrum, pemilik Widya Aesthetic Clinic di Banjarmasin, membuktikan diri sebagai pionir di Indonesia untuk teknologi Biofiller dan Biocell.
“Teknologi atau perkembangan inovasi terbaru yang saya lakukan saat ini di Widya Aesthetic Clinic adalah Biofiller dan Biocell, ini adalah ilmu di mana kita mendapatkan bahan atau spesimen yang kita gunakan untuk aesthetic berasal dari tubuh pasien itu sendiri,” ungkap dr. Ayu.
Kegunaan Biofiller seperti filler pada umumnya yaitu mengisi volume seperti pada kantong mata, smile line, dagu, pipi, dan temporal.
Perbedaan dengan filler yang lain adalah Biofiller berasal dari spesimen darah atau lemak dari tubuh si pasien, yang diambil kemudian diolah sedemikian rupa dengan beberapa alat, sehingga hasilnya berbentuk gel yang mengandung grow factor atau steam cell yang siap ditransplantasikan ke jaringan yang kurang volumenya pada wajah.
Sementara itu, Biocell merupakan skin booster yang memiliki kandungan luar biasa berupa grow factor, plasenta bayi, embryonic cell, whitening, serta obat untuk pigmentasi dan pengencangan.
Biocell berfungsi menjaga skin quality, memperbaiki kerutan, pengencangan, menjadikan wajah glowing, pigmentasi, memutihkan kulit pasien, serta membuat wajah terlihat lebih muda dibandingkan usianya.
“Saya mengklaim bahwa Biofiller dan Biocell adalah satu-satunya di Indonesia, karena saya mempelajarinya di London lalu saya mengembangkan sendiri dengan alat-alat laboratorium di Indonesia untuk menciptakan Biofiller dan Biocell. Kedua teknologi ini tidak ada di klinik lain, dan untuk pertama kalinya hadir di Widya Aesthetic Clinic. Ini adalah inovasi yang saya pelajari dari London,” papar dr. Ayu
“Biocell adalah nama yang saya berikan, karena di dalamnya ada racikan khusus sebagai booster untuk skin quality serta memperbaiki melasma secara signifikan. Dan Biocell sangat berbeda dari yang lain, itulah mengapa saya mengklaim ini adalah satu-satunya di Indonesia,” tegasnya.
Menurut dr. Ayu, investasi yang dikeluarkan tidak terlalu mahal mengingat alat-alatnya sudah dikembangkan di Indonesia. Hanya saja, belum ada dokter yang mengembangkan kedua teknologi aesthetic tersebut.
Adapun jika berbicara tentang keuntungan, dr. Ayu mengatakan bahwa prospeknya sangat bagus. Banyak pasien yang menyukainya lalu kembali lagi dan lagi untuk melakukan treatment dengan Biofiller dan Biocell.
“Mereka mengatakan lebih suka Biofiller karena teknologi ini aman bahkan untuk penderita kanker dan autoimun karena spesimennya berasal dari tubuh si pasien sendiri, apalagi hasilnya bisa terlihat secara instan,” ungkap dr. Ayu.
Untuk bisa bertahan dan unggul dalam bisnis aesthetic, ada dua hal yang ditekankan dr. Ayu.
Pertama, aesthetic clinic harus punya inovasi yang berbeda agar tidak redup, jangan terlalu sama dengan yang lain. Kedua, harus ada batasan ilmu yang jelas antara aesthetic, kulit dan kelamin, serta surgery (bedah plastik). Namun intinya, semua harus bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat.
“Impian saya bagaimana integritas saya dengan penemuan inovasi-inovasi yang tidak ada di klinik mana pun di Indonesia bisa dikenal masyarakat luas. Jadi saya tidak akan berhenti, saya akan terus belajar dan belajar menemukan bagaimana dunia estetika dermatologi ini selain untuk kesehatan kulit juga peningkatan lifestyle. Memperbaiki tingkat sel sehingga proses penyakit degeneratif bisa berkurang dan menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik,” pungkasnya.
KOMENTAR ANDA