BANYAK orang tua tidak sadar bahwa mereka lebih memilih mengingat kekurangan anak daripada kelebihan yang dimiliki si buah hati. Misalnya saja, orang tua dengan mudah menyebut anak “si cengeng” karena dia sangat mudah menangis.
Namun sebaliknya, orang tua justru seringkali tidak menyadari bahwa anak yang gampang menangis sekalipun pasti punya kelebihan. Karena lebih mudah mencap “si cengeng” daripada menggali dan menemukan kelebihan dan potensi si anak.
Dalam sebuah cuplikan kajian parenting yang diunggah kanal YouTube Fitrah World Movement, Ustaz Harry Santosa menjabarkan pesan sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab.
“Umar bin Khattab mengatakan, kalau melihat kebaikan anak, catat. Kalau melihat keburukan anak, delete. Jadi ayah bunda, mulai sekarang, catatlah kebaikan (kelebihan, keunikan) anak sedangkan keburukannya dilupakan saja, karena pada dasarnya tidak ada anak yang nakal.”
“Kenakalan adalah jeritan hati yang tidak ketemu jalan keluarnya, atau potensi yang belum tampak buahnya,” imbuh Ust. Harry.
Kembali pada orang tua dari anak yang diberi label cengeng tadi, setelah lama berpikir, keduanya baru mengingat hal unik dari anak mereka.
Saat si anak berusia tujuh tahun, ia pernah memberikan hadiah untuk ulang tahun pernikahan orang tuanya. Hadiah itu berupa puisi yang indah, meskipun ditulis dengan tulisan tangan yang masih belum sempurna.
“Nah, itu artinya, si anak berbakat jadi sastrawan. Abaikan cengengnya, latihlah kemampuan menulisnya. Bukan tak mungkin ke depannya, setiap kali air matanya tumpah, ia bisa membuat sebuah novel, dan membuat ribuan orang masuk Islam,” ucap Ust. Harry.
“Ingatlah, Allah tidak mungkin menciptakan seorang anak tanpa peran Istimewa di masa depannya, keyakinan itu harus tertanam kuat dalam diri kita (orang tua),” pungkasnya.
KOMENTAR ANDA