KEMENTERIAN Kesehatan memprediksi meningkatnya angka kasus COVID-19 pada periode Natal dan Tahun Baru akan berbalik menurun di bulan Februari 2024.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers Kesiapsiagaan Sektor Kesehatan Menghadapi Masa Libur Natal dan Tahun Baru yang digelar daring, Jumat (22/12).
Menurut Menkes, prediksi tersebut dibuat berdasarkan dominasi subvariant Omicron JN.1 yang saat ini banyak ditemui di Indonesia dan sejumlah negara tetangga.
JN.1 merupakan salah satu bentuk mutase COVID-19 yang dikenal cepat menular tapi tidak memicu lonjakan jumlah pasien di rumah sakit maupun angka kematian.
“Prediksi peak-nya kita lihat, karena 43 persen naik dari 19 persen sejak pekan pertama Desember. Kenaikannya terbilang besar, artinya dia mendominasi varian yang ada,” ujar Menkes Budi.
Berdasarkan pengamatan selama ini, diketahui bahwa puncak kenaikan kasus dapat terlihat saat varian yang mendominasi telah mencapai 80 persen dari total kasus. Menkes menghitung, jika kenaikan sekitar 20 persen setiap pekan, maka puncak COVID-19 berada di bulan Januari.
Meskipun JN.1 bukan subvarian yang berpengaruh pada angka kematian, Kemenkes telah mendapat laoran 27 pasien meninggal dunia selama periode dominasi subvarian tersebut. Namun Menkes menjelaskan bahwa pasien yang meninggal datang ke rumah sakit dengan komorbid seperti jantung dan stroke dan setelah dites baru terkonfirmasi positif COVID-19.
KOMENTAR ANDA