Ada yang menang, ada yang kalah/Freepik
Ada yang menang, ada yang kalah/Freepik
KOMENTAR

ADA banyak pendapat psikolog dan ahli parenting tentang tips melatih mental anak agar kuat menghadapi tantangan zaman now yang luar biasa ‘kejam’.

Salah satu yang mungkin belum mendapat perhatian lebih dari kita—para orang tua—adalah mengajarkan anak untuk MENYETUJUI KEGAGALAN.

Banyak orang tua berusaha keras menyemangati anak mereka dengan menyediakan fasilitas terbaik. Mulai dari sekolah, les dan penyaluran hobi, anak dimotivasi untuk melejitkan kemampuan dan potensi diri mereka.

Namun terkadang, optimisme yang kita tumbuhkan pada anak, tidak diseimbangkan dengan kesadaran bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Dan setiap orang tidak melulu harus menang.

Kita memenuhi pikiran anak dengan pemahaman bahwa “semua orang pasti bisa, kamu adalah yang terbaik, kamu adalah anak yang hebat” sehingga anak hanya memikirkan kesuksesan, keberhasilan, dan kemenangan.

Kita lupa membangun pemahaman bahwa “semua orang juga bisa gagal dan kegagalan adalah bagian yang normal dari kehidupan”. Seseorang yang tidak pernah gagal, mungkin tidak bisa memiliki wawasan dan perspektif yang lebih luas daripada orang yang pernah gagal.

Karena bagaimanapun juga, kegagalan memberi peluang untuk seseorang belajar, memahami kekeliruannya, mengembangkan pemikirannya untuk menemukan solusi agar terhindar dari kekeliruan tersebut.

Di situlah seseorang bertumbuh. Di situlah dia belajar untuk legowo. Di situlah dia mampu memacu dirinya untuk bangkit. Dan jika ini terjadi, mentalnya menjadi kuat dan lebih bijak menghadapi beragam tantangan hidup.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting