ADA yang berbeda di pergelaran Jakarta Fashion Trend 2024, yaitu keikutsertaan desainer-desainer dari wilayah Indonesia Timur, khususnya Sulawesi Tenggara. Keindahan seni dan warisan tradisional Sulawesi Tenggara ditampilkan di fashion show pertama JFT 2024 yang diselenggarakan di Ruang Suharto, Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2024).
Para desainer mendapat dukungan penuh dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara yang berkomitmen melestarikan keterampilan menenun tradisional dan mempromosikan penggunaan tenun khas Sulawesi Tenggara dalam kehidupan sehari-hari serta dapat diteruskan ke generasi mendatang.
Adalah Julie Kaimuddin, salah satu desainer lokal Sulawesi Tenggara yang memasuki panggung nasional di JFT 2024. Kekayaan tenun yang ditampilkannya yaitu tenun Masalili, tenun Wakatobi, dan tenun Buton Tengah.
Rancangan busana Julie menampilkan enam looks yang menggambarkan busana bertemakan “Orimono Holo Sutra”, yang secara harafiah diartikan sebagai berikut: Ori artinya lipat, Mono artinya tenun. Sedangkan Holo diambil dari kata Hologram, yaitu teknologi cyber holografi. Sementara Sultra adalah singkatan dari Sulawesi Tenggara.
Adapun bahan material yang digunakan adalah kain liquid dan kulit sintetis liquid (terbuat dari logam reflektif cair) yang memberi kesan cahaya seperti cairan, kain jacquard warna silver yang disesuaikan dengan konsep warna hologram, serta beberapa asesoris hologram 3D origami yang diintegrasikan dengan material teknologi terbaru, memadukan motif tradisional dalam busana gaya modern, kontemporer, elegan, dan seni. Menciptakan harmoni antara masa lalu dan masa kini.
“Jadi sesuatu yang menari bagi Sultra, karena di JFT 2024 tidak hanya menampilkan keindahan wastra Jakarta dan sekitarnya, tapi juga melibatkan teman-teman di Indonesia Timur,” kata Fadi, perwakilan Bank Indonesia Sultra.
Fadi menjelaskan, pada kesempatan ini para desainer lokal binaan BI Sultra membawa kain tenun Donggala. Kain tenun tersebut di era 90-an sempat menjadi primadona Sulawesi, namun sempat meredup, dan saat ini coba dihidupkan kembali lewat berbagai event seperti JFT.
“Ada sembilan looks yang akan ditampilkan pula oleh teman-teman pelatihan boothcamp kelas desain dan produksi. Anak-anak ini mendapatkan pelatihan dari desainer ternama Wignyo Rahadi dengan tujuan meningkatkan UMKM. Semoga acara ini bisa memajukan industry fesyen di Sulawesi Tenggara,” demikian Fadi.
KOMENTAR ANDA