Ilustrasi ukhuwah di antara muslimah/Freepik
Ilustrasi ukhuwah di antara muslimah/Freepik
KOMENTAR

DALAM Islam, sikap konsisten dikenal dengan istilah istiqamah.

Rasulullah dalam sebuah hadis menjawab pertanyaan sahabat mengenai hal paling penting dalam Islam.

"Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian istiqamah (konsisten untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan)."

Para khulafaur rasyidin juga punya pendapat tentang istiqamah.

Abu Bakar Ash-Shidiq yang menyamakan sikap istiqamah dengan tidak menyekutukan Allah alias tidak berbuat syirik. Sedangkan Umar bin Khatab memaknai istiqamah sebagai sebuah keteguhan untuk bertahan pada satu perintah dan tidak melakukan apa yang dilarang.

Adapun Utsman bin Affan menyebut istiqamah sebagai ikhlas. Dan Ali bin Abi Thaib mengartikan istiqamah dengan kewajiban yang diperintahkan Allah Swt.

Setiap manusia menyadari bahwa tidak ada keberhasilan yang diperoleh tanpa konsistensi.

Terlebih lagi bagi seorang muslim, sikap konsisten atau istiqamah ini adalah kunci untuk mendapatkan kelapangan di dunia dan kebaikan di akhirat kelak.

Allah Swt. dalam surah Al-Jin ayat 16 berfirman yang artinya, "Dan bahwasannya jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), Kami benar-benar akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang berlimpah).

Istiqamah memang bukan perkara mudah. Menjalankannya butuh mental kuat, emosi yang stabil, dan tekad bulat. Sayangnya, kita begitu mudah terganggu dengan hal-hal sepele. Tak heran bila masalah kecil bisa menjadi besar. Dan masalah besar membuat kita kehilangan akal dan berbelok dari jalan konsisten yang tengah kita tempuh.

Ingatlah, siapa yang mampu istiqamah dialah pemenangnya.

Konsep konsistensi sejatinya adalah nilai universal yang berlaku bagi semua umat manusia. Namun bagi seorang muslim, konsistensi itu mestilah memiliki kelebihan yaitu bagaimana agar kesuksesan tidak semata berbentuk materi dan didapat semasa hidup di dunia, tapi juga agar bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi amal jariyah untuk bekal ke akhirat nanti. Wallahu a'lam bishshawab.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur