Royco menggandeng BKKBN dan NU Care Lazisnu untuk mengampanyekan
Royco menggandeng BKKBN dan NU Care Lazisnu untuk mengampanyekan "Isi Piringku" guna menekan angka stunting pada balita di Indonesia/Dok Royco
KOMENTAR

HASIL survey status gizi yang dilaksanakan pada 2020 menyebut, angka stunting di Indonesia masih berada di 21,6 persen. Ini artinya, seperlima dari balita di Indonesia mengidap stunting. Begitu disampaikan Dr drs Wahidin, MKes, Kepala Biro Perencanaan BKKBN dalam acara “Jelajah Rasa Bersama Royco” yang diselenggarakan di Plataran, Hutan Kota, GBK, Selasa (6/2/2024).

“Pemerintah telah mencanangkan 2045 sebagai Indonesia emas. Maksudnya, di 100 tahun Indonesia merdeka, kita ingin menjadi negara maju yang unggul. Untuk mencapai itu tidaklah muda, karena kita masih dihadapkan pada banyak kendala. Salah satunya, masih tingginya angka stunting,” kata Wahidin, kepada awak media.

Salah satu yang menaruh perhatian serius pada isu stunting adalah Royco. Direktur Nutrisi Unilever Indonesia Amarilis Esti Wiyono mengatakan, Royco berkelanjutan berkomitmen melalui inovasi dan edukasi yang mendorong keluarga Indonesia untuk memberikan makanan bergizi lewat isi piringku.

Untuk mengatasi stunting dalam 1000 hari pertama kehidupan, berkolaborasi dengan seluruh stakeholder sangatlah diperlukan. Di sini, Royco merangkul 18 juta ibu dan anak perempuan untuk semakin tajam menghadapi isu malnutrisi.

Artis Citra Kirana memperkenalkan menu masakan sederhana namun sarat gizi/Farah.id

“Isu stunting patut menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama. Tahun ini, program nutrimenu Royco memperkuat kolaborasi dengan BKKBN dan NU Care Lazisnu untuk membantu menyebarluaskan edukasi gizi seimbang kepada seluruh perempuan di wilayah Indonesia,” ujar Amarilis, di lokasi yang sama.

Untuk mengentaskan persoalan ini, ada tiga prioritas yang harus diperhatikan dengan seksama, yaitu:

1. Calon pengantin

Para calon pengantin terlebih dulu harus teredukasi dengan baik, terutama soal stunting. Pemerintah telah membuatkan aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah Siap Hamis) yang wajib diisi oleh para calon orang tua. Pastikan setelah menikah, ELSIMIL diisi dengan baik sehingga bisa terkontrol kesehatannya saat memulai perencanaan kehamilan.

“Ini penting, karena biasanya calon pengantin, terutama pengantin perempuan, selalu melakukan diet ketat hingga mengarah pada terjadingan kurang energi kronis. Jika tidak diperbaiki, akan sangat berpengaruh ketika ia hamil, sebab bisa melahirkan anak stunting,” ucap Wahidin.

2. Ibu Hamil

Pendampingan terhadap ibu hamil, sangat perlu dilakukan. Pastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang baik, cukup, dan beragam. Tidak harus yang mahal, karena gizinya tidak jauh berbeda. Pastikan ibu mempelajari hal-hal penting mengenai makanan murah dan bergizi tinggi.

3. Anak di bawah 2 tahun

Anak usia 2 tahun ke bawah adalah periode emas yang menentukan perkembangan kesehatannya di masa depan. Sejauh ini, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), anak di bawah 5 tahun mengalami obesitas. Jumlahnya setiap tahun terus bertambah. BKKBN sendiri telah mengeluarkan Kartu Kembang Anak (KKA) yang merupakan tools untuk mengukur perkembangan otak anak.

Itulah tiga prioritas penting yang harus diperhatikan guna menekan angka stunting pada anak Indonesia.




Milad ke-12 Komunitas Jurnalis Berhijab: Hadirkan "KJB Goes to Campus" yang Menginspirasi

Sebelumnya

BKGN 2024: Pepsodent x BAZNAS Menyebarluaskan Edukasi dan Layanan Kesehatan Gigi Gratis bagi 5000 Anak Yatim Piatu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E