MANUSIA adalah makhluk, hamba, yang tidak sempurna.
Karena itu, tidak sepantasnya kita merasa diri kitalah yang paling benar. Tidak pernah berbuat salah, tidak pernah berpikir salah, dan tidak pernah berkata salah.
Begitu juga dengan pilihan dan keputusan yang kita buat. Kita merasa pilihan orang lain yang berbeda dari pilihan kita adalah salah. Hanya kita yang benar.
Padahal sejatinya, seperti kalimat pembuka tulisan ini, kita adalah manusia yang tidak sempurna. Manusia, tak peduli betapa cantik atau gantengnya dia, tak peduli berapa triliun harta yang dimilikinya, dan tak peduli berapa lama dia menjadi pemimpin yang berkuasa, dia tetaplah tempatnya khilaf dan salah.
Adalah kewajiban kita untuk memperjuangkan kebenaran yang kita yakini. Namun tak kalah penting untuk menghargai pendapat orang lain. Jika kita ingin orang lain menyetujui kebenaran yang kita perjuangkan, kita harus bisa melakukannya dengan cara yang bermartabat. Hadirkan data dan fakta yang berkorelasi dengan kebenaran yang ingin kita sampaikan.
Jika hati orang tersebut diberikan izin oleh Allah Swt. untuk menyerap kebenaran, maka dia akan mengiyakan pendapat kita. Namun jika dia selalu ‘melumuri’ dirinya dengan kemaksiatan dan menjauh dari rahmat Allah Swt., hatinya akan tetap keras menolak kebenaran.
Maka ingatlah perbedaannya: Saat kita berjuang membela kebenaran, insya Allah akan mendapatkan pahala dan kemuliaan di sisi Allah Swt. Tapi ketika kita sudah merasa sebagai manusia yang paling benar dan (tanpa sadar) bersikap angkuh, maka kita menjadi sosok sombong yang dibenci oleh Allah Swt.
KOMENTAR ANDA